kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.500   45,00   0,27%
  • IDX 6.828   -98,48   -1,42%
  • KOMPAS100 988   -16,47   -1,64%
  • LQ45 764   -13,30   -1,71%
  • ISSI 218   -2,39   -1,08%
  • IDX30 396   -7,05   -1,75%
  • IDXHIDIV20 467   -8,64   -1,82%
  • IDX80 111   -1,85   -1,64%
  • IDXV30 114   -1,16   -1,00%
  • IDXQ30 129   -2,13   -1,62%

Intip Strategi dan Peluang Emiten Industri Kimia di Tahun 2025


Kamis, 08 Mei 2025 / 07:20 WIB
Intip Strategi dan Peluang Emiten Industri Kimia di Tahun 2025
ILUSTRASI. Sejumlah emiten yang bergerak di industri kimia sudah menyiapkan strategi untuk kerek kinerja di tahun 2025


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di industri kimia mencetak kinerja keuangan yang beragam di kuartal I-2025. Sejumlah emiten telah meracik strategi untuk memperbaiki kinerja di tengah prospek pemulihan industri kimia.

Contohnya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang mencapai pertumbuhan pendapatan 31,82% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 471,91 juta menjadi US$ 622,09 juta pada kuartal I-2025. TPIA pun bisa memangkas kerugian sebanyak 22,58% (yoy) dari US$ 33,12 juta menjadi US$ 25,64 juta.

Direktur SDM & Urusan Korporat Chandra Asri, Suryandi membeberkan perbaikan kinerja TPIA pada kuartal I-2025 mencerminkan hasil dari strategi pengelolaan biaya serta kondisi pasar yang mulai membaik.

"Seiring pengelolaan biaya yang disiplin, kami mengalami peningkatan kapasitas produksi untuk produk dengan margin yang lebih tinggi," kata Suryandi kepada Kontan.co.id, Rabu (7/5).

Memasuki kuartal kedua dan di sisa tahun 2025, TPIA akan fokus pada optimalisasi portofolio bisnis yang lebih terintegrasi antara petrokimia, energi dan infrastruktur. Suryandi pun menyoroti keberhasilan kongsi TPIA bersama Glencore mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park, yang kini dikenal sebagai Aster Chemicals and Energy.

Baca Juga: Menakar Prospek Chandra Asri (TPIA) di Tengah Aksi Ekspansi dan Perbaikan Kinerja

Suryandi bilang, aksi tersebut merupakan langkah besar dalam memperluas kehadiran Chandra Asri Group secara regional di sektor kimia, energi dan infrastruktur. Aster nantinya akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan TPIA.

Optimisme TPIA juga sejalan dengan prospek industri petrokimia global yang diproyeksikan akan pulih secara bertahap pada tahun 2025. Meski, tantangan geopolitik, fluktuasi harga energi dan ketidakpastian makro-ekonomi masih menjadi faktor yang turut menentukan.

"Namun, kami melihat peluang dari permintaan domestik yang selalu menjadi pasar dominan serta permintaan dalam negeri yang masih terus tumbuh seiring dengan dorongan pemerintah terhadap substitusi impor," tambah Suryandi.

TPIA pun masih memacu ekspansi. Aksi terbaru, TPIA melalui Aster Chemicals and Energy sedang dalam proses mengakuisisi Chevron Phillips Singapore Chemicals Pte Ltd (CPSC), perusahaan memiliki dan mengoperasikan fasilitas manufaktur polietilena di Pulau Jurong, Singapura.

Tak hanya TPIA, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga memandang positif outlook industri kimia pada 2025. Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengungkapkan perdagangan dan distribusi kimia berkontribusi sekitar 15% terhadap pendapatan AKRA. 

Suresh bilang, segmen perdagangan dan distribusi produk kimia menunjukkan kinerja yang stabil pada kuartal I-2025. Terdapat pertumbuhan volume dan nilai penjualan, terutama ditopang oleh meningkatnya permintaan dari sektor hilirisasi mineral di Indonesia Timur. 

Baca Juga: Chandra Asri Siapkan Capex US$ 400 juta Tahun Ini Bangun Pabrik CA-EDC

Suresh mengatakan, pelanggan AKRA terdiri dari perusahaan manufaktur besar dan industri pengolahan mineral di sejumlah wilayah. Terutama di Sulawesi, Kalimantan, dan kawasan industri di Jawa Timur.

"AKRA melihat peluang pertumbuhan yang menjanjikan untuk bisnis distribusi bahan kimia dasar pada tahun 2025, seiring dengan percepatan pembangunan smelter dan hilirisasi mineral oleh pemerintah," kata Suresh.

Kebutuhan bahan kimia untuk proses industri tersebut terus meningkat. Di sisi lain, permintaan methanol dan bahan kimia lainnya diproyeksikan tumbuh dengan adanya dorongan pemerintah terhadap program biodiesel B40 dan pertumbuhan industri hilir lainnya.

Guna menangkap peluang tersebut, AKRA melakukan investasi strategis dalam infrastruktur logistik. Termasuk pembangunan terminal penyimpanan, kapal pengangkut kimia, serta armada truk di wilayah-wilayah strategis.

"Hal ini memperkuat posisi AKRA sebagai distributor utama produk kimia dasar di Indonesia, khususnya dalam mendukung ekspansi industri di kawasan Indonesia Timur," tandas Suresh.

Langkah ekspansi juga sedang dilakukan oleh PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA). Emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi "Boy" Thohir dan TP Rachmat ini sedang mentransformasi pabrik amoniak menjadi pabrik yang rendah karbon, dengan target untuk menangkap sekitar 1 juta TPA CO? mulai Kuartal IV-2028.

ESSA melalui anak perusahaan PT ESSA SAF Makmur (ESM) juga akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah. Fasilitas ini akan memproduksi hingga ±200.000 MT per tahun Sustainable Aviation Fuel (SAF), dengan target operasi komersial pada Kuartal I-2028.

Namun secara kinerja keuangan, performa ESSA melandai di awal tahun ini. Pendapatan ESSA merosot 5,68% (yoy) dari US$ 73,82 juta menjadi US$ 69,62 juta. Laba bersih ESSA pun menurun 20,47% (yoy) dari US$ 10,21 juta menjadi US$ 8,12 juta pada kuartal I-2025. 

 

Presiden Direktur & CEO Essa Industries Indonesia Kanishk Laroya membeberkan bahwa kinerja ESSA pada kuartal I-2025 terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan gas ke pabrik amoniak. Kondisi ini akibat kegiatan pemeliharaan di pemasok gas hulu, sehingga berdampak pada produksi amoniak.

Selanjutnya: Proyek Beroperasi Penuh, Mayoritas Kinerja Emiten EBT Menanjak

Menarik Dibaca: Harga Samsung A55 Mei 2025, Punya Fitur yang Lebih unggul dari Samsung A54

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×