Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di industri kimia mencetak kinerja keuangan yang beragam dalam tiga bulan pertama 2025. Sejumlah emiten telah meracik strategi untuk memperbaiki kinerja di tengah prospek pemulihan industri kimia.
Contohnya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang mencapai pertumbuhan pendapatan 31,82% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 471,91 juta menjadi US$ 622,09 juta pada kuartal I-2025. TPIA pun bisa memangkas kerugian sebanyak 22,58% (yoy) dari US$ 33,12 juta menjadi US$ 25,64 juta.
Direktur SDM & Urusan Korporat Chandra Asri, Suryandi membeberkan perbaikan kinerja TPIA pada kuartal I-2025 mencerminkan hasil dari strategi pengelolaan biaya serta kondisi pasar yang mulai membaik.
"Seiring pengelolaan biaya yang disiplin, kami mengalami peningkatan kapasitas produksi untuk produk dengan margin yang lebih tinggi," kata Suryandi kepada Kontan.co.id, Rabu (7/5).
Baca Juga: Resmikan Pabrik Baru Dongsung Chemical, Rosan: Industri Kimia Sangat Strategis
Memasuki kuartal kedua dan di sisa tahun 2025, TPIA akan fokus pada optimalisasi portofolio bisnis yang lebih terintegrasi antara petrokimia, energi dan infrastruktur.
Suryandi pun menyoroti keberhasilan kongsi TPIA bersama Glencore mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park, yang kini dikenal sebagai Aster Chemicals and Energy.
Suryandi bilang, aksi tersebut merupakan langkah besar dalam memperluas kehadiran Chandra Asri Group secara regional di sektor kimia, energi dan infrastruktur. Aster nantinya akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan TPIA.
Optimisme TPIA juga sejalan dengan prospek industri petrokimia global yang diproyeksikan akan pulih secara bertahap pada tahun 2025. Meski, tantangan geopolitik, fluktuasi harga energi dan ketidakpastian makro-ekonomi masih menjadi faktor yang turut menentukan.
Baca Juga: Tantangan Industri Fesyen Berlanjut, Begini Strategi Matahari (LPPF) Hadapi 2025
"Namun, kami melihat peluang dari permintaan domestik yang selalu menjadi pasar dominan serta permintaan dalam negeri yang masih terus tumbuh seiring dengan dorongan pemerintah terhadap substitusi impor," tambah Suryandi.
TPIA pun masih memacu ekspansi. Aksi terbaru, TPIA melalui Aster Chemicals and Energy sedang dalam proses mengakuisisi Chevron Phillips Singapore Chemicals Pte Ltd (CPSC), perusahaan memiliki dan mengoperasikan fasilitas manufaktur polietilena di Pulau Jurong, Singapura.
Tak hanya TPIA, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga memandang positif outlook industri kimia pada 2025. Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengungkapkan perdagangan dan distribusi kimia berkontribusi sekitar 15% terhadap pendapatan AKRA.
Suresh bilang, segmen perdagangan dan distribusi produk kimia menunjukkan kinerja yang stabil pada kuartal I-2025. Terdapat pertumbuhan volume dan nilai penjualan, terutama ditopang oleh meningkatnya permintaan dari sektor hilirisasi mineral di Indonesia Timur.
Suresh mengatakan, pelanggan AKRA terdiri dari perusahaan manufaktur besar dan industri pengolahan mineral di sejumlah wilayah. Terutama di Sulawesi, Kalimantan, dan kawasan industri di Jawa Timur.
Baca Juga: Cegah Insiden Bencana, Industri Kimia Wajib Susun Dokumen Keselamatan
"AKRA melihat peluang pertumbuhan yang menjanjikan untuk bisnis distribusi bahan kimia dasar pada tahun 2025, seiring dengan percepatan pembangunan smelter dan hilirisasi mineral oleh pemerintah," kata Suresh.