kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.296   -70,00   -0,43%
  • IDX 7.065   -110,75   -1,54%
  • KOMPAS100 1.025   -19,53   -1,87%
  • LQ45 796   -18,81   -2,31%
  • ISSI 225   -1,20   -0,53%
  • IDX30 416   -10,01   -2,35%
  • IDXHIDIV20 494   -14,82   -2,91%
  • IDX80 115   -2,20   -1,87%
  • IDXV30 119   -2,04   -1,69%
  • IDXQ30 136   -3,44   -2,46%

Intip Strategi Metropolitan Land (MTLA) yang Targetkan Marketing Sales Rp 2 Triliun


Sabtu, 31 Mei 2025 / 08:41 WIB
Intip Strategi Metropolitan Land (MTLA) yang Targetkan Marketing Sales Rp 2 Triliun
ILUSTRASI. Metropolitan Land (MTLA) menargetkan marketing sales sebesar Rp 2 triliun untuk tahun 2025


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menjalankan sejumlah strategi menghadapi dinamika ekonomi dan pelemahan daya beli. Pengembang properti yang dikenal dengan nama Metland ini masih optimistis bisa mencapai target penjualan & pemasaran (marketing sales) senilai Rp 2 triliun pada 2025.

Presiden Direktur Metland Anhar Sudradjat mengungkapkan target tersebut akan bersumber dari pra-penjualan (pre sales) dan pendapatan berulang (recurring revenue). Hingga bulan April, MTLA sudah mengantongi marketing sales sebesar Rp 661 miliar atau 33,05% dari target tahun ini.

Marketing sales MTLA per April 2025 didapat dari penjualan residensial sebesar Rp 485 miliar dan Rp 176 miliar dari recurring revenue. Tak jauh berbeda dari tahun lalu, Anhar menaksir kontribusi dari penjualan residensial masih dominan atau di atas 70% terhadap total pendapatan MTLA.

Sebagai perbandingan, penjualan residensial menyumbang 74% dari total pendapatan MTLA pada tahun 2024. Sedangkan segmen recurring income seperti pusat perbelanjaan, hotel dan tempat rekreasi berkontribusi 26% terhadap pendapatan MTLA.

Pada tahun lalu, proyek Metland Cikarang dan Metland Cibitung menjadi penopang utama pendapatan MTLA. Di samping kedua proyek tersebut, MTLA memprediksi proyek Metland Cyber Puri juga akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada tahun ini.

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Bagi Dividen Rp 86,12 Miliar atau Rp 11,25 per Saham

"Ada tiga proyek yang akan berkontribusi cukup besar, yakni Cibitung, Cikarang dan dari Metland Cyber. Ini nanti motor dari penjualan kami," ujar Anhar dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (28/5).

Meski begitu, Anhar menegaskan MTLA akan terus mengembangkan berbagai portofolio proyek. Dia mencontohkan proyek Metland Kertajati - Majalengka, yang memiliki prospek menarik dari potensi pertumbuhan investasi dan industri di wilayah timur Jawa Barat.

"Kertajati ini menarik, ternyata tidak harus bergantung pada aktivitas bandara. Jadi sebagai pionir di sana, kami ingin terus mengembangkan bagaimana bisa mendukung kebutuhan industri yang akan masuk ke Kertajati," kata Anhar.

Strategi lain dari MTLA adalah meningkatkan nilai kawasan proyek eksisting. Direktur Metland Olivia Surodjo mencontohkan di Metland Menteng - Cakung, MTLA baru saja merilis blok komersial ruko Conifera. MTLA menawarkan jumlah terbatas hanya 12 unit, dengan harga mulai dari Rp 3,6 miliar.

Ruko dengan harga premium tersebut menyasar pembeli yang siap untuk memulai usaha "Baru diluncurkan minggu lalu, sekarang penyerapan sekitar 50%. Kami selektif, bukan hanya yang mampu beli, tapi yang bisa langsung dioperasionalkan, sehingga membawa nilai tambah kepada kawasan," terang Olivia.

Sebagai informasi, saat ini MTLA memiliki total cadangan lahan (landbank) dengan luas sekitar 950 hektare. Selain mengembangkan kawasan eksisting, MTLA juga membuka peluang ekspansi maupun akuisisi lahan baru.

Baca Juga: Kuartal I-2025, Laba Metropolitan Land (MTLA) Naik Meski Pendapatan Turun

Anhar menjelaskan, ekspansi MTLA akan melirik wilayah Jabodetabek maupun di luar Jawa seperti di Manado. Sebagai strategi untuk mengakselerasi pengembangan, MTLA juga akan menjajaki kerja sama operasi atau Joint Operation (JO).

"Kami tidak menutup kemungkinan untuk melakukan JO dengan pemilik lahan. Proses ini juga ada yang sedang kami coba, bagian dari strategi bisnis yang akan kami terapkan," ujar Anhar.

Selain di segmen perumahan, MTLA juga ingin menjaga performa di segmen pendapatan berulang seperti hotel dan pusat perbelanjaan. Anhar mengakui, ada tantangan dari pelemahan daya beli pada awal tahun ini.

Selain itu, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah juga berdampak terhadap tingkat keterisian (okupansi) hotel. Dari keenam hotel MTLA, dua hotel yang berada di Ubud dan Seminyak - Bali memiliki tingkat okupansi yang stabil karena tertopang oleh kunjungan wisatawan.

MTLA pun menggali potensi pasar baru untuk mendongkrak kinerja hotel, seperti acara pernikahan, acara sosial dan pasar korporasi. "April kami sudah tumbuh kembali sampai ke 51% okupansi. Kalau situasi membaik, mudah-mudahan bisa kami kejar di akhir tahun," terang Anhar.

Di segmen pusat perbelanjaan, MTLA akan memacu kunjungan dengan mengadakan berbagai kegiatan. MTLA juga mengatur komposisi penyewa (tenant). Di tengah dinamika ekonomi dan daya beli masyarakat saat ini, tenant produk makanan & minuman (F&B) cenderung lebih bisa bertahan ketimbang segmen lainnya.

 

"Kami perbanyak event yang bisa mendatangkan kunjungan, terutama untuk menarik pasar keluarga, contohnya kegiatan lomba anak. Kami sudah bersiap dengan kondisi ini, jadi secara keseluruhan mal kami tidak turun signifikan," tandas Anhar. 

Guna memuluskan berbagai strategi bisnis dan pengembangan usaha tersebut, MTLA menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 750 miliar. Olivia membeberkan, hingga bulan April MTLA telah menyerap capex sekitar Rp 155 miliar atau 20,66% dari anggaran yang disiapkan tahun ini.

Mayoritas capex dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan proyek seperti di Cikarang dan Kertajati serta perluasan Grand Metropolitan. "Kami juga anggarkan cukup lumayan untuk pembelian lahan di tahun ini, terutama di eksisting proyek dan proyek-proyek yang sudah kami bidik," pungkas Olivia.

Di sisi lain, MTLA juga memberikan bonus kepada para pemegang sahamnya, dengan menebar dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2024. MTLA akan memberikan dividen tunai senilai Rp 11,25 per saham.

Secara total, MTLA mengalokasikan dana sebesar Rp 86,12 miliar sebagai dividen. Jumlah itu setara dengan 18,35% dari laba bersih yang diraih MTLA pada tahun 2024, yakni sebesar Rp 469,25 miliar.

Selanjutnya: Laba Bersih Tower Bersama (TBIG) Melesat Dua Digit di Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: 5 Cara Menghilangkan Pikiran Negatif biar Tidak Berlarut-Larut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×