Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pelumas dihadapkan pada ekspansi kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV) dan tren pengurangan emisi karbon (CO2). Produsen pelumas juga mesti beradaptasi dengan perkembangan teknologi di industri otomotif.
Tema tersebut menjadi pembahasan utama dalam Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) Lube Oil Seminar 2025.
Kazua Yamamori selaku Chairman JAMA Lube Oil Seminar 2025 mengungkapkan salah satu tantangan terbesar di industri otomotif saat ini adalah mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Baca Juga: Aktivitas Pertambangan Melicinkan Bisnis Pelumas di Indonesia
“Kami terus berupaya meningkatkan fuel efficiency dari model-model mobil terbaru, dan akan terus memperkenalkan teknologi-teknologi yang mampu mendorong fuel efficiency dan konservasi energi,” ungkap Kazuo yang juga merupakan Project Manager, Electrification Material Development Dept. Toyota Motor Corp, pada JAMA Lube Oil Seminar 2025, Senin (10/3).
Dalam ajang yang sama, Direktur Utama Pertamina Lubricants, Werry Prayogi menyampaikan bahwa standar pelumas terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang berubah. Selain mengikuti perkembangan teknologi otomotif, perusahaan pelumas juga mesti sesuai dengan peraturan dari pemerintah.
"Penting bagi kami untuk memahami peraturan pemerintah, kebutuhan mesin, dan standar pelumas secara menyeluruh. Dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi pengendalian emisi dan bahan bakar alternatif, beradaptasi dengan perubahan ini menjadi hal penting,” kata Werry.
Perkembangan lainnya adalah ekspansi dari kendaraan EV. Meski begitu, Werry melihat penetrasi EV yang cukup kencang dalam tiga tahun terakhir, sejauh ini belum berdampak signifikan terhadap bisnis pelumas. Werry mengklaim, pangsa pasar (market share) Pertamina Lubricants di industri oli nasional pun bisa tetap tumbuh.
Werry memberikan gambaran, meski penjualan ikut tertekan saat pasar otomotif lesu pada tahun lalu, tapi market share Pertamina Lubricants masih tumbuh sekitar 0,5%. Market share Pertamina Lubricants pun bisa terjaga di level 36%.
Baca Juga: ExxonMobil Lubricants Indonesia Fokus Pasarkan Pelumas di Industri Tambang
Senior Specialist Engine and Driveline Lubricants Pertamina Lubricants, Alva Kurnia L. Wirekso menambahkan, kendaraan dengan mesin bahan bakar minyak atau Internal Combustion Engine (ICE) masih sangat mendominasi. Sebagai gambaran, populasi ICE masih sebesar 99,95% dibandingkan EV yang baru sekitar 0,05%.
Dus, fokus saat ini adalah mengembangkan produk yang sesuai dengan perkembangan teknologi otomotif terbaru, serta mendukung agenda lingkungan menuju netralitas karbon.
"Dominasi (kendaraan ICE) menunjukkan permintaan pelumas masih tetap tinggi. Namun permintaan pelumas dengan tingkat performa terbaru dan kualitas bahan dasar yang lebih tinggi terus bertambah," kata Alva.
Sementara itu, OEM Relationship dari Afton Chemical Japan Corp., Yoshinori Ono mengungkapkan pelumas tetap memiliki peran penting dalam pengurangan emisi CO2. Yoshinori bilang, pelumas dan aditif berperan dalam teknologi otomotif modern, terutama dalam meningkatkan fuel-efficiency di semua jenis kendaraan.
Baca Juga: Pertamina Lubricants Bidik Potensi Bisnis Pelumas di Sektor Pertambangan
Dua produsen pelumas Jepang, Idemitsu Kosan Co. Ltd. dan Japan Lubrizol Japan Ltd., menekankan pentingnya meningkatkan ketersediaan oli berstandar ILSAC GF-6 atau API SP, mempromosikan penggunaan oli berstandar JASO GLV-1 dan GLV-2 untuk viskositas rendah demi efisiensi bahan bakar, serta oli berstandar JASO DL-1, DL-2, dan DL-0 untuk kendaraan diesel ringan.
JAMA Motorcycle Oil (MCO) Task Force mendorong penggunaan oli mesin berstandar JASO khusus untuk kendaraan roda dua. Ke depan, MCO akan mengurangi kandungan fosfor dan viskositas demi manfaat lingkungan global dan pengguna.
Sedangkan dalam sektor alat berat, JCMA telah menerapkan beberapa standarisasi untuk alat berat konstruksi seperti JCMAS HK (hydraulic fluid), JCMAS HKB (biodegradable hydraulic fluid), JCMAS GK (grease ), dan JCMAS GKB (biodegradable grease). Sementara pada EV, sistem e-Axle memerlukan cairan khusus yang memenuhi kebutuhan spesifik, yang menawarkan solusi pelumasan all-in-one.
Di sisi lain, Werry mengungkapkan Pertamina Lubricants menjajaki diversifikasi portofolio produk kimia khusus, serta ekspansi pasar. Pengembangan bisnis pelumas Pertamina Lubricants antara lain menyasar sektor industri dan pertambangan yang memiliki prospek pertumbuhan menjanjikan.
Pada segmen otomotif, tren mobil hybrid juga masih membuka peluang pasar bagi bisnis pelumas. Selain itu, produk pelumas pun masih dibutuhkan pada kendaraan EV, meski hanya terbatas pada sistem tertentu saja.
"Artinya, masih ada peluang. Kami nggak pesimistis (dengan prospek bisnis pelumas ke depan)," tandas Werry.
Selanjutnya: Tak Boleh Dicicil! Menaker Tegaskan THR Harus Dibayar Paling Lambat H-7 Lebaran
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Melonjak Rp 23.000 Hari Ini 12 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News