Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menerapkan sejumlah strategi guna meningkatkan pendapatan hingga akhir tahun 2023.
Liana Kuswandi, Direktur Keuangan Prodia Widyahusada mengatakan, pihaknya tetap akan fokus mengembangkan digital sebagai strategi mencapai pertumbuhan akhir tahun dan mengedepankan pelayanan berbasis customer centric yang berkualitas.
“Dari sisi diversifikasi produk, kami tetap konsisten untuk menambahkan minimal 10 tes baru setiap tahunnya dan menawarkan lebih dari 3.000 jenis tes yang tersedia bagi masyarakat,” ungkap Liana saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (5/11).
Dari sisi layanan, Prodia memperbarui dan memperbanyak layanan konsultasi dokter di klinik Prodia dan melalui aplikasi digital Prodia (Prodia Mobile, Prodia Mobile for Doctor, & U by Prodia).
Baca Juga: Kuartal III 2023, Pendapatan Prodia Widyahusada (PRDA) Naik 2,08%, Laba Turun 14,36%
Layanan vaksinasi juga semakin mudah diakses oleh pelanggan melalui aplikasi U by Prodia. “Prodia tetap melakukan kolaborasi strategis di sepanjang tahun untuk menghadirkan akses layanan Prodia di seluruh Indonesia seperti yang baru-baru ini dilaksanakan yakni kolaborasi strategis dengan PT GSK Indonesia dalam penyediaan vaksinasi seperti Hepatitis, DPT, Pneumonia, Influenza untuk anak-anak dan dewasa,” imbuh Liana.
Memang, jika menilik pada laporan keuangan hingga kuartal ketiga tahun ini, PRDA kembali mencatat kinerja yang baik meski terdapat resistensi pertumbuhan. Dari segi pendapatan, PRDA berhasil mencatatkan nilai Rp 1,61 triliun, naik 2% secara year on year (YoY) jika dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun lalu di angka Rp 1,58 triliun.
Sedangkan laba bersih PRDA turun 14,42% menjadi Rp 235,5 miliar jika dibandingkan dengan laba hingga akhir September 2022 yang berada pada angka Rp 275,19 miliar.
Terkait penurunan laba, Liana mengatakan hal tersebut terjadi karena di tahun ini PRDA melakukan konsolidasi dengan anak usaha PRDA yang baru saja didirikan. Selain itu, adanya kenaikan beban operasional dan biaya marketing serta kenaikan inflasi juga turut mempengaruhi perolehan laba bersih Prodia.
Baca Juga: Tahun Ini Mayoritas Capex Prodia Widyahusada (PRDA) Dialokasikan untuk Bisnis Digital
“Di sisi lain, Prodia terus mengupayakan efisiensi biaya dengan mengambil langkah-langkah untuk memastikan laba bersih di akhir tahun tetap terjaga,” ungkapnya.
Liana menambahkan, sampai akhir tahun Prodia menargetkan untuk menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba yang positif. Prodia optimistis dapat mencapai target akhir tahun dan menggenjot performa dengan fokus pada pengembangan digital.
Kemudian, terkait anggaran belanja atau capex, Prodia telah menggunakan sekitar 75% dari anggaran dana capex di tahun ini. Menurut catatan Kontan.co.id, capex yang dialokasikan PRDA tahun ini adalah sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar.
“Lebih dari setengah dialokasikan untuk pengembangan teknologi informasi & digital, pengembangan dan peningkatan kapasitas alat laboratorium, dan untuk pengembangan outlet,” ujar Liana.
Baca Juga: Kinerja Emiten Farmasi Diproyeksikan Melambat
Hingga 30 September 2023, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 289 outlet, di 78 kota, 86 kabupaten, dan 34 provinsi dan di seluruh Indonesia. Di sisa tahun ini, Prodia belum akan membuka outlet baru lagi.
Beberapa outlet Prodia merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre (PCHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).
“Prodia sudah membuka 1 outlet yang berlokasi di Grand Wisata Bekasi di tahun ini sesuai dengan target dan akan melanjutkan membuka 1-2 outlet lagi di tahun depan,” pungkas Liana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News