Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiwhiz International masih akan terus melanjutkan ekpansi penambahan hotel. Perusahaan ini akan mengoperasikan enam hotel baru lagi hingga 2018 sehingga akhir tahun akan resmi mengelola 28 hotel. Investasi yang disiapkan untuk itu mencapai sekitar Rp 250 miliar.
Saat ini, Intiwhiz telah mengoperasikan 22 hotel yang tersebar di 17 kota dengan kapasitas sekitar 3.000 kamar. Hotel terbaru dibuka di Malang dengan standar bintang tiga bertajuk Whiz Prime sebanyak 70 kamar pada Sabtu (11/11).
Intiwhiz akan mengoperasikan dua hotel lagi hingga akhir tahun ini yaitu bintang 3 di Padang dan Hotel Kapsul di Bromo. Sedangkan tahun depan, akan membuka satu bintang empat di Menado dan tiga bintang tiga di Bekasi, Karawang, dan Bandung.
Perusahaan telah mengembangkan empat standar hotel yaitu bintang dua yang diberi nama Whiz Hotel, bintang tiga bertajuk Whiz Prime, bintang empat Grand Whize dan terakir hotel konsep kapsul dengan standar di bawah bintang dua.
Dalam melakukan ekspansi, Intiwhiz membatasi investasi untuk masing-masing hotel agar tidak memberatkan dalam pengembalian modal. Pengembangan Whiz Hotel memakan investasi sekitar Rp 38 miliar- Rp 40 milar, Whiz Prime sekitar Rp 45 miliar - Rp 50 miliar, Grand Whiz dibatasi sekitar Rp 70 miliar dan hotel kapsul sekitar Rp 10 miliar.
Moejianto S Tjahjono, President Director Intiwhiz Hospitality Management mengatakan, pihaknya akan terus berekspansi menambah hotel karena potensi bisnisnya masih ada. Meskipun bisnis hotel saat ini masih oversupply, namun menurutnya, jika dikembangkan dengan bagus dan tepat sasaran akan tetap bisnis berkembang.
"Hotel yang kami punya masih berkembang dengan rata-rata okupansi 72%. Okupansi tertinggi ada di Manado dan Yogyakarta yakni di atas 80%. Memang okupansi hotel yang lama memang cenderung stagnan saat ini, tapi hotel yang baru pertumbuhan okupansinya sangat bagus," kata Moeji, Sabtu (11/11).
Dalam mengembangkan hotel, Intiwhiz tidak hanya ingin menyasar pasar pariwisata tetapi juga dari sektor bisnis. Itu sebabnya, 90% dari hotel yang dioperasikan perusahaan terletak di tengah kota. Dengan dua pangsa pasar itu, Moeji optimis rata-rata okupansi hotel perusahaan terjaga di atas 70% hingga akhir tahun.
Ekpansi bisnis hotel Intiwhiz tidak hanya sampai tahun depan saja. Pasalnya, perusahaa saat ini sedang melakukan dan mempersiapkan konstruksi 40 hotel yang jika perizinannya beres bisa beroperasi seluruhnya dalam dua atau tiga tahun ke depan. Seperti diketahui, Intiwhiz adalah perusahaan jaringan hotel yang telah berdiri sejak 2010.
Perusahaan ini merupakan anak usaha PT Intiland Development Tbk (DILD) yang dimiliki lewat Intiland Invinita. Saat ini, DILD hanya memiliki 30% saham Intiland Invinita. Pasalnya tahun 2014, perseroan melepas kepemilikannya 70% ke perusahaan yang terafiliasi dengan Hendro Gondokusumo, CEO DILD.
Kontribusi bisnis hotel ke pendapatan Intiland Development tidak besar. Sayang, Moeji tidak bersedia menyebutkan pendapatan Intiwhiz hingga saat ini. Adapun 22 properti hotel yang sudah dioperasikan Intiwhiz tidak seluruhnya dimiliki oleh perusahaan. Lima diantaranya merupakan milik pihak lain dan Intiwhiz hanya mengoperasikan saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News