Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi memastikan bakal mengawal proses transisi Blok Rokan kendati investasi sejumlah proyek hulu migas tanah air tengah dalam tekanan.
Asal tahu saja, dalam kurun sepekan industri hulu migas dikejutkan dengan niatan pemodal global untuk angkat kaki dari proyek tanah air.
Sebelumnya, Shell dikabarkan berniat untuk melepas hak partisipasinya di Blok Masela. Selain itu, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) juga berniat untuk tidak melanjutkan pengembangan tahap II Blok Indonesia Deep Water Development (IDD).
Baca Juga: Bakal kelola Blok Rokan, Pertamina masih cari partner
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Purbaya Yudhi Sadewa menilai kondisi yang terjadi besar kemungkinan sebagai dampak fluktuasi harga minyak serta lesunya perekonomian global.
"Harga minyak dunia dan ekonomi dunia yang lesu mungkin berkaitan dengan hal itu, nanti akan kami dalami," terang Purbaya kepada Kontan.co.id, Senin (27/7).
Di sisi lain, ia memastikan saat ini memang fokus pemerintah yakni pada proses alih kelola Blok Rokan dari Chevron kepada Pertamina.
"Dalam jangka pendek kami sedang menangani transisi Blok Rokan," tutur Purbaya. Ia menambahkan saat ini proses audit lingkungan masih berlangsung.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan pengeboran Blok Rokan oleh Chevron ditargetkan mulai pada November mendatang.
Wakil kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman bilang dalam pekan ini tim audit lingkungan bakal melakukan kunjungan ke fasilitas Blok Rokan. Ini merupakan salah satu tahapan dalam diskusi kepastian investasi Chevron di Blok Rokan khususnya mengenai kewajiban lingkungan.
Fatar menerangkan, SKK Migas menargetkan kesepakatan bisa dicapai pada Agustus nanti sehingga di November pengeboran dapat segera dimulai.