kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Kendaraan Listrik Kian Marak, Begini Catatan Pengamat


Kamis, 09 Juni 2022 / 22:16 WIB
Investasi Kendaraan Listrik Kian Marak, Begini Catatan Pengamat
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo secara resmi memulai tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi pada Rabu, 8 Juni 2022, di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi dari sektor hulu hingga hilir pada industri kendaraan listrik di Indonesia kian marak.

Berbagai investasi pun mulai masuk ke tanah air baik dari sisi pertambangan dan pengolahan, suku cadang, baterai listrik hingga perakitan.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan, ada sejumlah faktor yang mendorong investor tertarik untuk menanamkan modal di Indonesia.

Ketersediaan bahan baku, potensi industri kendaraan listrik yang terintegrasi hingga ongkos yang lebih murah jadi beberapa faktor pendorong.

Kendati demikian, Fabby mengakui masih ada sejumlah tantangan yang masih mewarnai iklim investasi kendaraan dan baterai listrik tanah air.

"Tantangan sekarang itu yang jelas bagaimana produksi baterai dilakukan secara berkelanjutan, karena itu tuntutan dunia," terang Fabby kepada Kontan, Kamis (9/6).

Fabby menjelaskan, saat ini ada kebutuhan untuk menghadirkan produk 'green' termasuk untuk baterai listrik.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Kian Serius Geluti Bisnis Ekosistem Kendaraan Listrik

Menurutnya, belum semua investor yang bersedia untuk menambah investasi demi menghasilkan produk hijau. Akan tetapi, pemerintah harus memastikan langkah untuk mengarah ke sana. Pasalnya, hal tersebut menjadi permintaan pasar.

Selain itu, pemerintah harus mulai melakukan penetrasi pasar untuk mempromosikan kendaraan listrik. Upaya penetrasi ini dinilai harus mulai dilakukan mengingat saat ini pertumbuhan kendaraan konvensional masih terus berlanjut.

Di sisi lain, pemerintah dinilai perlu menjaga iklim investasi demi memberikan jaminan kepada para investor.

"Indonesia punya kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) tetapi investor punya pertimbangan lain juga, bukan berarti kita kaya SDA orang akan ke sini," kata Fabby.

Menurutnya, jika iklim investasi prospek bisnis dan risiko bisnis jadi poin-poin yang juga akan dipertimbangkan investor di luar ketersediaan bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×