kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Manufaktur Naik 17%, Menperin: Kepercayaan Investor Masih Tinggi


Minggu, 08 Mei 2022 / 06:35 WIB
Investasi Manufaktur Naik 17%, Menperin: Kepercayaan Investor Masih Tinggi


Reporter: Dendi Siswanto, Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi sektor industri pengolahan pada Kuartal I-2022 mencapai Rp 103,5 triliun. Jumlah tersebut memberikan kontribusi signifikan sebesar 36,7% terhadap total nilai investasi di Tanah Air pada triwulan I tahun 2022, yang menembus Rp 282,4 triliun.

“Investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17% secara year on year. Artinya, di tengah gejolak ekonomi global dan dampak pandemi Covid-19, kepercayaan diri para investor, khususnya dari sektor industri masih sangat tinggi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, pada triwulan I-2022, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri manufaktur sebesar Rp 25,6 triliun atau berkontribusi 18,9% terhadap total capaian PMDN yang menembus Rp 135,2 triliun.

Sektor manufaktur yang mengucurkan dananya paling besar pada periode tersebut, yakni industri makanan dengan nilai Rp 9,7 triliun melalui 2.181 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi sebesar Rp 4,6 triliun (846 proyek), serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 2,6 triliun (432 proyek).

Baca Juga: Laba Bersih Inocycle Technology (INOV) Melesat 395,9% Sepanjang 2021

Sementara itu, pada periode kuartal I-2022, realisasi penanaman modal asing (PMA) di sektor industri manufaktur sebesar US$ 5,4 miliar atau menyumbang 52,9% dari total capaian PMA yang berada di angka US$ 10,3 miliar. “Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap realisasi PMA pada triwulan I-2022,” ungkap Agus.

Adapun yang menjadi penyumbang dominannya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$ 2,5 miliar dengan jumlah 443 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi US$ 854 juta (650 proyek), industri makanan US$ 686 juta (951 proyek), serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain US$ 542 juta (468 proyek).

Menperin menjelaskan, pihaknya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar tetap menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing global.

Lebih lanjut Agus mengatakan, Pemerintah Indonesia bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha melalui pemberian berbagai insentif fiskal dan nonfiskal. “Kenaikan investasi juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” kata Agus.

Capaian gemilang ini tentu tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya.

Baca Juga: Anindya Bakrie: Kami Jajaki Kerja Sama Indonesia dengan Tesla

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total nilai investasi pada triwulan I-2022 mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir, atau tumbuh 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 219,7 triliun. Realisasi investasi triwulan I-2022 tersebut telah mencapai 23,5% dari target yang diamanahkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.200 triliun pada tahun ini.

“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Oleh karena itu, perlu adanya kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pelaku industri di Indonesia untuk mendukung iklim usaha,” tegas Menperin.

Apalagi, perhelatan Presidensi G20 Indonesia akan menjadi momentum untuk membuka peluang dan menyampaikan potensi terhadap peningkatan kerja sama investasi, terutama di sektor industri,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×