kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.730   25,00   0,15%
  • IDX 8.695   18,03   0,21%
  • KOMPAS100 1.193   3,25   0,27%
  • LQ45 857   4,62   0,54%
  • ISSI 309   -0,68   -0,22%
  • IDX30 441   3,33   0,76%
  • IDXHIDIV20 512   5,56   1,10%
  • IDX80 134   0,39   0,29%
  • IDXV30 139   0,44   0,32%
  • IDXQ30 140   1,29   0,92%

Investasi migas ambruk, Shell hengkang dari Blok Masela


Minggu, 05 Juli 2020 / 18:36 WIB
Investasi migas ambruk, Shell hengkang dari Blok Masela
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A Shell logo is seen reflected in a car's side mirror at a petrol station in west London, Britain, January 29, 2015. Picture taken January 29, 2015. REUTERS/Toby Melville/File Photo


Reporter: Filemon Agung | Editor: Pratama Guitarra

Disisi lain, Proyek Masela juga tengah dihadapkan pada sejumlah pengerjaan seperti pengadaan lahan dan pencarian pembeli produk.

Dalam catatan Kontan.co.id, perjalanan proyek kilang jumbo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Blok Masela di Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku masih panjang.

Selain terbentur soal lahan, Inpex Corporation dan Shell Indonesia selaku operator belum berhasil menemukan calon pembeli produk gas alam cair tersebut.

Asal tahu saja, sebelumnya Inpex Masela Ltd sudah melakukan MoU jual beli gas dari Proyek LNG Abadi, Masela itu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) pada Februari lalu.

Nota kesepahaman itu dimaksudkan untuk memulai pembahasan atas penjualan dan pembelian untuk mensuplai gas LNG ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan gas alam sebesar 150 juta standard kaki kubik per hari (mmscfd) untuk kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.

SKK Migas menargetkan, proses pencarian buyer ini diharapkan dapat rampung di 2021 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×