kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investasi Petrokimia meletup lagi


Senin, 23 Maret 2015 / 10:52 WIB
Investasi Petrokimia meletup lagi
ILUSTRASI. Informasi jadwal keberangkatan dan kedatangan KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Senin-Minggu, 9-15 Oktober 2023


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri petrokimia menjadi salah satu sektor bisnis yang mengundang daya tarik di Indonesia. Sampai 2018 mendatang, investasi sektor ini diperkirakan mencapai nilai US$ 1,2 miliar.

Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian bilang, rencana investasi ini rata-rata berupa pengembangan pabrik yang sudah ada. "Ini investasi jangka pendek," kata Khayam, Kamis (19/3).

Ada lima perusahaan yang berniat untuk investasi jangka pendek ini (lihat tabel). PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), akan menambah investasi US$ 380 juta. Mereka ingin menambah produksi naphta cracker ditargetkan rampung Januari 2016. Jika terealisasi, ekspansi ini menambah produksi etilena dari 600.000 ton per tahun menjadi 860.000 ton per tahun.

Perusahaan petrokimia kedua yang akan ekspansi jangka pendek lainnya adalah; PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI). Ketiga, PT Asahimas Chemical dengan nilai investasi US$ 400 juta untuk menambah kapasitas produksi polivinil klorida (PVC) serta soda kaustik. 

Perusahaan keempat adalah; PT BP Petrochemical yang menambah investasi US$ 150 juta. Dana ini untuk menambah kapasitas produksi purified terephthalic acid. Pabrik ini ditargetkan rampung 2017-2018.

Perusahaan petrokimia kelima yang investasi jangka pendek adalah PT Polychem Indonesia. Ekspansi ini diperkirakan rampung 2017-2018. 

Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas) optimistis ekspansi industri petrokimia ini membantu industri petrokimia hilir. Pada akhirnya mengurangi ketergantungan impor bahan baku petrokimia. "Ini membantu pekerjaan pemerintah mengurangi impor," katanya.

Rencana ekspansi industri opetrokimia 2015-2018

Nama Perusahaan Nilai investasi Peruntukkan Realisasi
PT Chandra Asri Petrochemical US$  380 juta

Tambahan produksi etilena dari 600.000 ton jadi 860.000 ton per tahun

Tambah produksi propilena dari 320.000 ton jadi 470.000 ton per tahun

Tambah produksi mixed C4  dari 220.000 ton per tahun jadi 315.000 ton per tahun

Tambah produksi py-gas dari 280.000 ton per menjadi 400.000 ton per tahun

2016
PT Synthetic 
Rubber Indonesia (SRI)
US$ 350 juta

Investasi baru untuk produksi syterene butadiene rubber berkapasitas 80.000 ton / tahun

Produksi poly butadiene rubber berkapasitas 40.000 ton per tahun    

2017
PT Asahimas Chemical US$ 400 juta

Tambah produksi PVC sebesar 350.000 ton tahun

Tambah produksi soda kaustik 200.000 ton per tahun

2017-2018
PT BP Petrochemical US$ 150 juta

Tambah produksi purified terephtalic acid 400.000 ton per tahun

2017-2018
PT Polychem Indonesia Tbk Tak ada data

Tambah produksi mono ethlylene glycol 480.000 ton per tahun

Tak ada data

Sumber: Direktorat Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian, wawancara KONTAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×