kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi US$ 80 juta, Pertamina berambisi jadi pemain baterai kendaraan listrik


Kamis, 05 September 2019 / 09:38 WIB
Investasi US$ 80 juta, Pertamina berambisi jadi pemain baterai kendaraan listrik
ILUSTRASI. Armada mobil listrik taksi Bluebird


Sumber: Kompas.com | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan diri untuk tetap bisa ikut serta di dunia otomotif sebagai penyedia energi bagi kendaraan pasca-pemerintah memantapkan langkah ke era kendaraan listrik berbasis baterai.

Jika terlambat untuk ikut melangkah, Pertamina bisa terkena dampak negatif perkembangan mobil listrik karena akan mempengaruhi penjualan minyaknya sebagai bahan bakar kendaraan.

Baca Juga: Program mobil listrik digalakkan, bagaimana kesiapan industri hulunya?

Selain bakal memperbanyak pengadaan Green Energy Station (GES) yang menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik dan solar panel, serta mengembangkan green fuel, Pertamina berencana untuk produksi baterai kendaraan listrik.

"Selain kami mengembangkan green fuel yakni dari bahan baku vegetable oil, Pertamina juga berencana untuk mengembangkan pabrik baterai nasional," kata Vice President Planning & Commercial RTC (Research and Technology Center) Pertamina, Andianto Hidayat, di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Pertamina, Andianto melanjutkan, bakal menjadi produsen pengelola bahan baterai kendaraan listrik yang sudah dibuat di pabrik baterai listrik di Morowali, Sulawesi Tengah. "Jadi nanti prosesnya, bahan baku baterai untuk kendaraan listrik akan dibuat di Morowali menjadi anoda atau katoda. Lalu diserahkan ke Pertamina agar menjadi baterai kendaraan listrik utuh," ujarnya.

Baca Juga: Menko Luhut mengusulkan mobil dan motor dinas menggunakan kendaraan listrik

Andianto juga mengklaim bahwa pihak Pertamina sudah berkoodrinasi dengan pabrik baterai kendaraan listrik di Morowali terkait prihal tersebut. Demi menjalankan model bisnis baru ini, Pertamina akan investasi sekitar US$ 80 juta untuk satu lini atau jalur. Seiring perkembangan, investasi akan bertumbuh sesuai dengan respons pasar dan produsen terkait.

Nasib SPBU

Lantas, terkait nasib SPBU, pihak Pertamina akan tetap menyediakan bahan bakar fosil atau cair hingga pada taun 2035. Hanya saja, akan ada beberapa fungsi yang berubah mengikuti perkembangan.

"Seperti adanya super fast charging, konsep bisnis baru karena menunggu pengisian daya mobil listrik membutuhkan waktu 10-15 menit, swap battery untuk motor listrik, dan lainnya," kata Andianto.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pertamina Siapkan 80 Juta Dollar AS Produksi Baterai Mobil Listrik

Penulis : Ruly Kurniawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×