Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Philip Morris International (PMI), perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) telah menginvestasikan sebanyak US$ 6,4 miliar untuk mendukung pasar Indonesia sejak 2005.
Chief Executive Officer Philip Morris International (PMI) Jacek Olczak menyatakan Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar. Dan keputusan PMI untuk melakukan investasi di Indonesia 20 tahun lalu bukanlah tanpa alasan.
Nyatanya, Indonesia saat ini menjadi salah satu tujuan utama PMI untuk investasi jangka panjang dan inovasi berkelanjutan.
Baca Juga: Philip Morris International Investasikan USD 300 Juta Kembangkan Rokok Bebas Asap
“Jadi, kami tidak hanya beroperasi dengan sukses di pasar domestik selama 20 tahun. Ada beberapa pergantian presiden dan pemerintahan selama periode waktu itu, tetapi kami selalu menemukan iklim yang baik untuk melanjutkan investasi dan benar-benar melangkah lebih jauh dan meningkatkan investasi di Indonesia,” ungkap Jacek, kepada awak media, pada Selasa (18/3) lalu.
Jacek melaNjutkan, pengembangan produk yang tengah digaungkan PMI adalah produk tembakau inovatif bebas asap. PMI telah menggelontorkan dana investasi sebesar US$ 330 juta untuk mengembangkan produk tembakau inovatif bebas asap di Indonesia.
Termasuk untuk fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat, yang berorientasi ekspor di wilayah Asia Pasifik dan pasar domestik.
Baca Juga: Dukung Operasional Sampoerna, Philip Morris Investasi US$ 6,4 Miliar Sejak 2005
PMI juga memiliki laboratorium penelitian dan pengembangan kelas dunia yang dikelola oleh 200 tenaga ahli Indonesia.
“Investasi terbaru ini pada dasarnya adalah tentang membawa teknologi terbaru ke Indonesia, yang seharusnya dapat melayani pasar domestik dengan sangat baik, tetapi juga menciptakan peluang ekspor di masa mendatang,” kata Jacek.
Menurutnya, lewat inovasi produk tembakau inovatif bebas asap, PMI tidak hanya memproduksi teknologi baru, tetapi juga menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru di berbagai bidang, yang sebelumnya tidak ada.
Sebagai bagian dari investasi, PMI juga menerapkan teknologi terbaru di sisi komersial, termasuk AI, untuk memfasilitasi transisi perokok ke produk tembakau inovatif bebas asap ini.
“Jadi, inilah masa depan investasi kami, dan sebagian besar sumber daya kami saat ini, di sini dan secara global, lebih dari 98% dari seluruh anggaran penelitian dan pengembangan kami gunakan untuk produk bebas asap, dan Sampoerna adalah salah satu penerima utama investasi ini,” jelas Jacek.
Baca Juga: HM Sampoerna Dorong Kolaborasi untuk Optimalkan Kontribusi UMKM Bagi Ekonomi
Jacek mengungkap, secara global, PMI telah menginvestasikan kurang lebih US$ 14 miliar untuk mengembangkan produk tembakau inovatif bebas asap ini ke berbagai negara, termasuk Jepang.
Menurutnya, Jepang merupakan salah satu contoh pasar PMI yang berhasil mengadopsi teknologi baru ini. Hasilnya, saat ini penjualan produk tembakau inovatif bebas asap di Jepang leboih tinggi dari produk rokok konvensional.
“Saat ini di Jepang, akan ada lebih banyak penjualan produk tembakau yang dipanaskan, seperti IQOS, lebih besar daripada penjualan cerutu konvensional. Ini telah tercapai dalam waktu 10 tahun,” ujarnya.
Dengan berbagai upaya pendekatan dan pengembangan produk yang tepat, Jacek pun berharap kelak Indonesia bisa mengikuti jejak Jepang.
“Itu memerlukan beberapa inovasi dan investasi ekstra, tetapi sekarang kami sangat yakin kami memiliki produk hebat juga untuk perokok Indonesia,” tandas Jacek.
Selanjutnya: Produk Smooth Fluid Kilang Pertamina Dukung Capaian TKDN
Menarik Dibaca: Denpasar Diguyur Hujan Hampir Seharian, Simak Cuaca Besok di Bali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News