Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Sedangkan sebesar 22,34 % membeli properti untuk segera dihuni (end user). Namun, ada juga yang membeli properti untuk segera dijual lagi jika harga naik nantinya (investor jangka pendek/spekulator), sebesar 18,09 %. Selain itu motif properti sebagai tabungan untuk anak-anak mewakili sebesar 10,64 %.
Dilihat dari preferensi konsumen dalam memilih properti, 28,46 % responden menyatakan lebih melihat dari berapa harga unit yang ditawarkan, selanjutnya 16,21 % melihat dari brand pengembang, diikuti kedekatan dengan fasilitas umum sebesar 15,42 %.
Faktor luas tanah dan luas bangunan ternyata tidak terlalu mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen, selama harga unit yang ditawarkan sesuai.
Namun, terdapat temuan menarik, dalam hal pembelian properti, konsumen menimbang banyak faktor sehingga bisa saja menunda pembelian sambil melihat perkembangan pasar.
Responden yang akan merealisasikan pembelian properti dalam jangka waktu di bawah 6 bulan sebesar 11,7 %, 6 bulan sampai 1 tahun sebesar 10,64 %, dan selebihnya memilih untuk membeli properti lebih dari 1 tahun.
Sisanya, responden belum berencana kapan akan memutuskan untuk membeli properti. Faktor harga masih menjadi pertimbangan pengambilan keputusan membeli properti saat ini.
Sebesar 34,45 % responden memilih faktor harga yang lebih murah sebagai pertimbangan utama. Selain itu, cara pembayaran yang fleksibel dan promo menarik dari pengembang menjadi faktor penting berikutnya.
Baca Juga: Marketing sales Lippo Karawaci (LPKR) hingga triwulan III-2020 naik 100% YoY
Ali menilai, keberhasilan LPKR menjual rumah tapak karena strategi yang tepat sehingga bisa mengalami permintaan yang tinggi. Apalagi, pasokan rumah tapak, dari sisi supply memang kurang.
Selain itu, lokasi Lippo Karawaci memang paling strategis karena bersentuhan langsung dengan akses tol Jakarta—Merak di mana banyak masyarakat yang tinggal di ujung barat Jakarta yang akan tertarik untuk mendekat di daerah kerjanya di Jakarta.
Berdasarkan riset yang dilakukan IPW, di kawasan Banten terjadi lonjakan permintaan hunian hingga dua kali lipat. Selama ini pasokan properti banyak berasal dari segmen atas dan segmen bawah. Sementara itu, segmen menengah kurang.
Kata Ali, produk seperti yang diluncurkan Lippo itu yang ditunggu oleh segmen menengah. Dengan rentang harga Rp600 jutaan hingga Rp1,5 miliar, Lippo Karawaci dinilai sangat jeli melihat pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News