Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sejak Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) memutuskan sanksi embargo ekonomi kepada Iran selama lebih dari tiga dekade. Sejak awal Juli 2012, embargo minyak juga diberlakukan dan sejak November 2013 ini semua sanksi embargo Iran dicabut, maka peluang bisnis dan investasi dengan negara lain mulai terbuka lebar. Hal ini juga pada akhirnya berdampak pada Indonesia.
Lebih dari 50 pengusaha asal Iran datang ke Indonesia untuk melakukan kerjasama hampir di semua bidang. Baik migas maupun non migas. Hal ini juga dimanfaatkan pemerintah untuk membuka kembali kerjasama Indonesia-Iran untuk membangun kilang minyak yang kebutuhannya sangat mendesak.
Untuk di bidang migas, perusahaan migas asal Iran Nakhle Barani Pardis (NBP) Co. dan PT Kreasindo Resources Indonesia (PT KRI) akan berkolaborasi untuk membangun kilang dengan kapasitas 20.000 dan maksimal 300.000 barel per hari. Untuk saat ini mereka sudah melakukan tandatangan nota kesepahaman dan segera merealisasikan peletakan baru pertama (ground-breaking) pada 2015 mendatang.
Rudy Radjab, Presiden Direktur PT KRI menyampaikan nilai investasi untuk pembangunan kilang ini mencapai US$ 3 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun dua kilang di Banten dan Jawa Barat.
"Nanti lahan yang diperlukan itu sekitar 300 hektare, tapi sekarang kita mau mengikat sistemnya dulu sama mereka (Iran), kita pastikan dulu dapat feedstock-nya dari Iran, karena kalau tidak ada feedstock gimana mau bikin kilang, lalu siapa yang mau beli. Nanti minyaknya bisa dialokasikan untuk ekspor dan dalam negeri. Untuk lahan belum dibebaskan karena ini baru langkah awal, " kata dia setelah penandatanganan MoU di Hotel JW Marriott Jakarta, Selasa (11/02).
Dengan pengerjaan kilang selama 36 bulan, ditargetkan kilang tersebut sudah bisa beroperasi di 2018. Untuk saat ini katanya, masih dalam tahap studi uji kelayakan (feasibility study).
Banten dan Jawa Barat dipilih menjadi lokasi karena itu merupakan lokasi ideal, karena didukung oleh pasar yang besar di Jawa, serta infrastruktur yang tidak rumit, seperti adanya pelabuhan dan jaringan gas.
Sementara itu dari pihak Iran, Khosrowjerdi, Direktur Manajer NBP Co. menyampaikan selama ini di sektor migas Iran tidak menggunakan kesempatan kerjasama antar kedua negara. Ia bilang selama ini Iran hanya indentik dengan negara tertutup, nuklir, dan perang.
"Untuk di lokasi lain kami juga tertarik, tapi kita masih fokus di dua daerah ini dulu. Mungkin itu untuk tahapan selanjutnya, karena yang ini saja masih tahapan awal sekali, " kata Khosrowjerdi yang didampingi Rudy Radjab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News