Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (KESDM) tengah mencari investor untuk segera merealisasikan pembangunan kilang minyak. Hari ini (10/02), Kementerian ESDM yang diwakili Wakil Menteri, Susilo Siswoutomo; Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi KESDM, Edy Hermantoro, serta Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas ESDM, Mohammad Hidayat bertolak ke Singapura untuk bertemu para investor.
Selain pejabat dari ESDM, juga ikut Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro serta Kepala Badan Koordianasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar.
"Hari ini memang sedang ada road show sambil dagang, ya kita tawarkan kerjasama. Kita kerjasama untuk bangun kilang dan bukan cuma itu, tapi juga kerjasama bangun infrastrukur bidang migas. Nanti ESDM akan berikan insentif berupa pengadaan lahan dan jaminan pasokan minyak, " kata Naryanto Wagimin, Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi ESDM kepada KONTAN, Senin (10/02)
Alasan dipilihnya Singapura, menurut Naryanto bahwa banyak investor asing yang bertempat tinggal negara tersebut. "Mereka itu investor potensial yang rata-rata home-based di Singapura, jadi lebih gampang dan dekat. Wamen juga tidak kasih alasan kenapa di Singapura. Tapi menurut saya harusnya pemerintah ke Timur Tengah," imbuhnya.
Ia menyatakan pemerintah saat ini memang ingin secepatnya menambah kilang tanpa menggunakan uang negara. Apalagi kondisi keuangan di Kementerian ESDM dan Kemenkeu sangat terbatas saat ini terbatas. Solusinya, tak lain dengan menggandeng investor.
Agar investor tertarik, Kemenkeu akan memberikan insentif. Begitupun dengan ESDM yang ikut memberikan insentif seperti urusan pengadaan lahan dan teknis pengadaan minyak. "ESDM tidak pernah kasih insentif apalagi untuk hilir, kita jamin saja suplainya, mau ekspor atau bagaimana pun yang penting investor bangun saja dulu kilang dan infrastrukturnya, " tambahnya.
Seperti diketahui bahwa saat ini kapasitas kilang BBM milik Pertamina hanya 1 juta bph, sedangkan kebutuhan BBM 1,5 juta bph dan membutuhkan kapasitas kilang 2 juta bph. Produksi kilang Pertamina itupun karena sudah tua kapasitas produksinya hanya sekitar 80%.
Saat ini, kondisi kilang yang ada belum cukup serta kalau ada pun berupa kilang-kilang tua dengan kapasitas 1-1,5 juta barel per hari. Maka Indonesia perlu penambahan kapasitas masing-masing 300.000 barel per hari. Selain itu kilang yang dibangun berskala kecil 100.000-150.000 bph, juga mesti lebih banyak lagi dibangun agar bisa mempertahankan energi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News