kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Itama Ronaraya (IRRA) masih yakin bisa mencapai pertumbuhan 80%-100% tahun ini


Rabu, 22 September 2021 / 13:20 WIB
Itama Ronaraya (IRRA) masih yakin bisa mencapai pertumbuhan 80%-100% tahun ini
ILUSTRASI. Penjualan swab antigen test Itama Ranoraya (IRRA) di awal semester kedua 2021 (Juli-Agustus) melonjak signifikan.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ronaraya Tbk (IRRA) masih optimistis dapat mencapai target pertumbuhan yang dibidik di tahun ini. Distributor alat kesehatan ini meyakini pendapatan dan laba akan tumbuh 80%-100% dibandingkan tahun 2020 lalu. 

Direktur Itama Ranoraya, Pratoto S Raharjo mengungkapkan, realisasi penjualan swab antigen test di awal semester kedua 2021 (Juli-Agustus) melonjak signifikan lantaran pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah yang sudah berjalan sejak awal Juli lalu sampai saat ini. 

"Sampai Agustus 2021 ini penjualannya (swab antigen test) sudah mendekati 10 juta," ungkap Pratoto kepada Kontan.co.id, Jumat (17/9) lalu. 

Sebagai informasi, IRRA merupakan sole distributor dari produk swab antigen test dengan merk Panbio milik PT Abbot Alere. Itama Ranoraya menargetkan penjualan swab antigen test yang didistribusikannya bisa mencapai 5 juta-10 juta di tahun ini. 

Baca Juga: Masuk Dalam Program Vaksinasi UNICEF, Oneject Ekspor Alat Suntik

Pratoto memaparkan, saat ini pihaknya sudah menurunkan harga jual dari swab antigen test menjadi di bawah Rp 100.000, sesuai dengan batas tarif yang ditentukan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Namun demikian, penurunan harga jual itu diimbangi oleh lonjakan volume permintaan yang cukup signifikan, sehingga tidak berpengaruh terhadap kinerja IRRA sampai saat ini. 

"Sehingga tidak ada perubahan target pendapatan kami untuk tahun ini. Kami tetap menargetkan pendapatan dan laba tahun ini tumbuh 80%-100% dibandingkan tahun lalu," bebernya. 

Demi memuluskan laju bisnisnya ke depan, IRRA menjalankan strategi berupa kerja sama dengan platform layanan pemeriksaan kesehatan yang masih didominasi pemeriksaan Covid-19. Strategi ini masih selaras dengan ekspansi bisnis perseroan yang akan merambah ke bisnis layanan kesehatan, pasca transformasi bisnis manufakturer dengan meng-akuisisi PT Oneject Indonesia. 

Baca Juga: Butuh uang muka untuk akuisisi, Itama Ranoraya (IRRA) jual saham treasury

 

"Akuisisi Oneject Indonesia kami targetkan rampung tahun 2022 , berarti untuk layanan jasa kesehatan mulai awal tahun 2023 atau paling cepat akhir tahun 2022. Konsep dasarnya di healtcare services ini adalah creating value customer, jadi tidak hanya jasa layanan tes saja," ujar Pratoto. 

Di samping potensi yang besar untuk bisnis layanan kesehatan, ekspansi tersebut juga dinilai akan mengoptimalkan produk alat kesehatan yang dimiliki IRRA. "Jadi terkait nilai investasi di layanan kesehatan, masih belum bisa kami berikan," ujar dia. 

Hingga semester pertama 2021, IRRA membukukan pendapatan sebesar Rp 565,2 miliar atau meningkat 611,6% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 79,41 miliar.

Begitu pun dengan torehan laba setelah pajak, yang tercatat tumbuh signifikan 1270%, dari semula Rp 3,70 miliar pada semester pertama 2020 menjadi Rp 50,75 miliar di semester pertama 2021. 

Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) teken kontrak pembelian 50 juta jarum suntik ADS untuk Kemenkes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×