Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Meski izin akuisisi saham 82,2% PT Newmont Nusa Tenggara sudah keluar dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PT Medco Energi Internasional Tbk belum bisa menentukan arah pengembangan bisnis Newmont.
Medco Energi saat ini baru bisa mempersiapkan penyusunan rencana bisnis bagi Newmont Nusa Tenggara, pasca menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS). Perusahaan berkode MEDC di Bursa Efek Indonesia yang dijadwalkan akhir September 2016 atau 45 hari sejak pihak independen mengungkapkan data akuisisi dan valuasi saham Newmont.
Jika tahap tersebut terlewati, Medco Energi bisa menginjak proses akhir akuisisi alias closing sehingga proses pengambilalihan saham menjadi efektif. "Setelah itu, kami akan melakukan kajian yang komprehensif dengan existing management untuk menentukan rencana-rencana jangka pendek, menengah, dan panjang," ujar Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro kepada KONTAN, Senin (22/8).
Yang pasti, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral mentah alias smelter merupakan agenda utama bagi Newmont Nusa Tenggara. Medco Energi memiliki tiga opsi pembangunan smelter untuk menjadi pertimbangan.
Pertama, Medco Energi melanjutkan rencana kerjasama awal antara Newmont Nusa Tenggara dengan PT Freeport Indonesia. Adapun lokasi pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.
Kedua, Medco Energi juga berencana membangun smelter sendiri. Lokasi yang mereka pilih sekitar area penambangan Newmont Nusa Tenggara di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur. Ketiga, Medco Energi akan membangun smelter di Bojanegara, Proveinsi Banten. Tepatnya di pelabuhan Bojanegara.
Dana US$ 500 juta
Selain lokasi, Medco Energi juga masih menimbang kapasitas smelter. Mereka juga belum bisa memastikan mitra bisnis yang akan digandeng.
Namun dalam kesempatan berbeda, Komisaris Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Muhammad Lutfi menyebut, akan melanjutkan kerjasama pembangunan smelter dengan Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.
Bahkan mereka sudah menyiapkan dana sebanyak US$ 500 juta. "First opinion bangun smelter dengan Freeport," katanya kepada KONTAN, Senin (22/8).
Hanya saja, Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama masih enggan berkomentar perihal kelanjutan kerjasama smelter dengan Newmont Nusa Tenggara pasca diakuisisi Medco Energi. "Saya tidak bisa komentar soal smelter," ujar Riza.
Saat ini, Freeport Indonesia masih mencari lahan baru di Gresik. Semula mereka akan menggunakan lahan milik PT Petrokimia Gresik. Namun perkembangan terbaru, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut mengalihkan pilihan ke lahan industri milik PT AKR Corporindo Tbk.
Sebelumnya Direktur PT AKR Corporindo Tbk Suresh Vembu mengatakan, negosiasi jual-beli lahan dengan Freeport Indonesia hampir final. Freeport Indonesia juga sudah mengajukan izin prinsip ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
AKR Corporindo rencananya akan melego lahan sekitar 100 hektare (ha) untuk proyek smelter tersebut. Hanya saja, manajemen perusahaan itu tak membeberkan nilai jual-beli lahan yang dimaksud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News