Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan kinerja pada tahun ini dapat tetap terjaga. Direktur Utama ANJT Lucas Kurniawan mengungkapkan, sektor minyak kelapa sawit masih akan jadi penopang utama untuk tahun ini.
"Kami mengikuti perkembangan harga, apa yang mampu kami lakukan adalah mencoba meningkatkan produktivitas," ungkap Lucas dalam Public Expose Virtual, Rabu (8/6).
Lucas melanjutkan, perusahaan juga bakal berfokus menjaga tingkatan biaya atau cost untuk tahun ini. Meski tak merinci besaran target pendapatan untuk tahun ini, Lucas memastikan untuk produksi CPO di tahun ini bakal meningkat ketimbang tahun lalu.
Pada tahun ini ANJT menargetkan produksi CPO mencapai 293,88 ribu ton atau meningkat ketimbang raihan tahun 2021 lalu yang sebesar 262,68 ribu ton.
Baca Juga: Hingga Mei, Surya Semesta (SSIA) Raih Marketing Sales Lahan Industri Rp 163 Miliar
Adapun, hingga kuartal I 2022, ANJT membukukan produksi CPO mencapai 60,43 ribu ton. Raihan ini lebih rendah ketimbang realisasi di periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 62,74 ribu ton.
Kendati produksi lebih rendah, Lucas mengungkapkan harga jual untuk tahun ini lebih baik. Kondisi ini diharapkan dapat terus berlanjut di sisa tahun ini.
"Kita masih memiliki 9 bulan, mudah-mudahan harga akan tetap kondusif," terang Lucas.
Lucas mengungkapkan, kontribusi CPO untuk pendapatan dalam beberapa tahun terakhir selalu menembus di atas 95%. Dengan kondisi harga CPO yang masih tinggi maka kontribusi dari segmen bisnis sagu dan edamame diprediksi akan terdelusi.
Merujuk laporan keuangan ANJT pada 2021 lalu, perusahaan mencetak pendapatan sebesar US$ 266,79 juta. Raihan ini meningkat sebesar 62,57% year on year (yoy). Pada tahun 2020 lalu pendapatan ANJT tercatat sebesar US$ 164,09 juta.
Baca Juga: Perkuat Bisnis Kawasan Industri, Intiland (DILD) Kembangkan Batang Industrial Park
Sementara itu, laba bersih ANJT pada 2021 mencapai US$ 40,02 juta. Jumlah ini meningkat signifikan mencapai 1.605% yoy dimana laba bersih pada 2020 hanya sebesar US$ 2,34 juta.
Adapun, hingga kuartal I 2022, ANJT mencatatkan penjualan sebesar US$ 75,54 juta. Raihan ini meningkat sebesar 28,79% yoy dimana pada periode sama di tahun sebelumnya ANJT membukukan pendapatan sebesar US$ 58,65 juta.
Sementara itu, laba bersih ANJT pada triwulan pertama tahun ini mencapai US$ 11,23 juta. Laba bersih terkerek sebesar 265,24% yoy dimana pada periode sama di tahun sebelumnya ANJT meraih laba bersih sebesar US$ 3,07 juta.
Lucas mengungkapkan, ada sejumlah faktor penting yang diprediksi bakal mempengaruhi kinerja pada tahun ini.
Pihaknya mengharapkan ke depannya aturan-aturan terkait tata kelola kelapa sawit dapat segera dirampungkan sehingga memberikan dukungan untuk industri kelapa sawit pada tahun ini.
Selain itu, pihaknya mengharapkan kondisi global dapat membaik sehingga ikut menormalisasi tata niaga industri kelapa sawit. Adapun, sejumlah kondisi lain yang juga jadi perhatian yakni konflik Rusia-Ukraina.
"Tentu kita harap konflik Rusia Ukraina berakhir, maka pasokan minyak nabati akan masuk lagi ke rantai pasok dunia sehingga tentunya ini akan berpengaruh ke harga CPO sehingga terkoreksi ke bawah," kata Lucas.
Selain itu, dampak cuaca pada belahan Amerika Selatan dinilai juga bakal memberikan pengaruh. Curah hujan yang minim dinilai memberikan dampak pada produksi kedelai dan lebih jauh lagi berdampak pada produksi minyak kedelai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News