kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Jaga pasar, eksportir mebel jalin aliansi


Sabtu, 12 Januari 2013 / 07:30 WIB
Jaga pasar, eksportir mebel jalin aliansi
ILUSTRASI. MyRepublic gandeng Google Cloud untuk percepat transformasi digital


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kalangan produsen mebel Indonesia berpandangan pasar mebel di Asia Tenggara perlu perlindungan menghadapi membanjirnya produk mebel dari wilayah   lain. Mereka berpandangan, para pelaku bisnis mebel di kawasan ini perlu berkolaborasi untuk mengamankan pasar yang besar ini.

Wujud perlindungan pasar tersebut, antara lain, para pelaku industri furnitur negara-negara anggota ASEAN bekerjasama membentuk pasar intra-ASEAN. Langkah ke arah itu memang sudah mulai dilakukan. "Tahun ini kami sepakat untuk membentuk kerjasama untuk perlindungan pasar," kata Ambar Tjahjono, Ketua ASEAN Furniture Industries Council (AFIC), Jumat (11/1).

Ambar mengungkapkan, eksportir mebel dari China makin membanjiri pasar Asia Tenggara. Tren tersebut terjadi semenjak permintaan mebel di Amerika Serikat dan Eropa melemah karena pelemahan ekonomi global beberapa tahun ini. Dengan kerja sama ini, Ambar melihat Indonesia akan bisa mendongkrak ekspor mebelnya di kawasan yang pertumbuhan ekonominya masih cukup bagus ini.

Seperti telah ditulis KONTAN, eksportir furnitur memang sedang berusaha mengembangkan pasar baru setelah pasar tradisional Amerika Serikat dan Eropa melemah. Selain di Asia, yang  mereka bidik adalah pasar di Timur Tengah.

Ambar memperkirakan dengan berbagai upaya tersebut ekspor mebel dan kerajinan Indonesia pada tahun ini akan bisa mencapai nilai US$ 3 miliar, tumbuh 11% hingga 12% dari ekspor tahun lalu. Di  tahun 2012, ekspor mebel dan kerajinan dari Indonesia mencapai US$ 2,6 miliar. Kontribusi ekspor furnitur sendiri diperkirakan mencapai sekitar US$ 1,8 miliar dan lainnya disumbang produk-produk kerajinan.

Pemerintah telah berusaha memperkuat ekspor furnitur ini antara lain dengan melarang ekspor baku rotan sehingga industri furnitur lokal yang menggunakan rotan tak mengalami kesulitan bahan baku. Sementara untuk yang berbasis kayu, pemerintah meminta produsen mengurus sertifikat SVLK agar ekspor mereka diterima pembeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×