Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Investindo Tbk (MITI), Sany South East Asia Ltd (Sany), dan Emas Fortuna Ltd (EFL) telah menandatangani nota kesepahaman untuk bersama-sama menjajaki peluang bisnis Energi Baru Terbarukan Tenaga Surya yang ramah lingkungan pada Jumat (7/7).
Sebagai tindak lanjut atas nota kesepahaman tersebut, Presiden Direktur MITI, Andreas Tjahjadi, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan feasibility study selama 12 bulan ke depan.
“Ini (masih) awal sekali, cuma kan setahu kita Nusa Tenggara, Maluku, Papua, masih kurang listrik. Jadi itu ada satu peluang yang bisa kita seriusi,” ujar Andreas Tjahjadi saat dijumpai usai acara penandatanganan, Jumat (7/7).
Nota kesepahaman yang ditandatangani pada Jumat (7/7) merupakan kesepakatan awal antara para pihak yang berlaku satu tahun dan akan diperpanjang jika disetujui Para Pihak.
Baca Juga: Mitra Investindo (MITI) Incar Laba minimal Rp 50 Miliar di Sepanjang 2023
Rencana Kerjasama strategis antara MITI, SANY, dan EFL akan dituangkan dalam suatu perjanjian kemitraan terkait kerjasama dan pengadaan lahan sehubungan dengan pengembangan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Farm.
Manajemen memastikan, pelaksanaan Joint Venture (JV) tersebut bakal memperhatikan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku bagi para pihak serta perjanjian definitif terkait yang akan ditandatangani kemudian.
Andreas berujar, proyek pengembangan Energi Hijau Listrik Tenaga Surya ini merupakan salah satu upaya MITI mendukung Agenda PBB 2030 untuk Sustainable Development Goals khususnya Goal #7 yaitu Energi Bersih dan Terjangkau serta mendukung program Pemerintah untuk untuk mengurangi emisi karbon hingga 32% atau setara 912 juta ton pada tahun 2030 dengan menggunakan bahan bakar non fosil.
Baca Juga: Mitra Investindo (MITI) Bakal Bagikan Dividen, Simak Besaran dan Jadwalnya
“Pengembangan teknologi dan investasi tenaga surya akan menyediakan energi bersih yang ramah lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat lokal serta memenuhi permintaan pasar atas energi murah dan ramah lingkungan,” ujar Andreas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News