Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten unggas, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) kembali mencatatkan pencapaian signifikan dengan melakukan ekspor sebanyak 460.800 butir telur tetas (hatching egg) ke Uni Emirates Arab (UEA). Ini merupakan ekspor kedua JAPFA ke UEA setelah pengiriman lebih dari 230 ribu butir pada Juli lalu.
Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA menyatakan bahwa keberhasilan ekspor ini menegaskan komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor peternakan, sejalan dengan program pemerintah untuk mempercepat laju ekspor nasional.
"Kerja sama yang terjalin dengan negara ekspor tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah dalam menjalin kolaborasi dengan negara tujuan, hingga kolaborasi dengan negara tujuan dapat terjalin secara berkelanjutan," ujar Rachmat dalam keterangan resminya yang diterima KONTAN, Kamis (17/10).
Baca Juga: Ini Jadwal Pembagian Dividen Interim Japfa Comfeed (JPFA) Rp 813,93 Miliar
Mengenai target ekspor, JAPFA terus berupaya untuk memenuhi permintaan pasar internasional, dengan rencana pengiriman lainnya ke Brunei dan Myanmar hingga akhir tahun ini.
"Ke depannya, kami juga berencana akan membuka pasar baru untuk ekspor telur tetas, yakni Mesir dan Vietnam. JAPFA optimis dapat meningkatkan kontribusi dalam pasar ekspor di tahun mendatang, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat posisi perusahaan di kancah global.,” tutup Rachmat.
Adapun, selain ekspor ke UEA, sepanjang tahun 2024 JAPFA telah berhasil melakukan ekspor telur tetas ke Myanmar dan Brunei. Pengiriman telur tetas ke Myanmar telah terealisasi di bulan Maret dan September, dan mencatatkan pengiriman sebanyak 133.961 butir telur tetas.
Selain itu, JAPFA secara konsisten terus memasok telur tetas ke Brunei sejak Bulan Januari hingga September dengan total keseluruhan ekspor sebanyak 880.920 butir telur tetas.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Indonesia, Agung Suganda menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong pelaku usaha perunggasan nasional untuk mampu berkontribusi terhadap penyediaan komoditas unggas dunia.
Meskipun dari sisi pangsa pasar unggas posisi Indonesia di dunia masih rendah, namun secara volume produksi unggas, Indonesia menduduki posisi ke-empat setelah India. Agung menjelaskan bahwa produk peternakan Indonesia telah diakui dan diterima oleh beberapa negara.
“Ekspor HE ini menunjukkan sinergi positif antara sektor swasta dan pemerintah dalam mengembangkan subsektor peternakan yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global. Keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong ekspor lebih lanjut serta memperkuat citra Indonesia sebagai negara pengekspor produk peternakan” pungkas Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News