Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jalan dengan struktur melayang di atas Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ), menjadi salah satu favorit jalur selama perhelatan mudik-balik Lebaran.
Tak mengherankan, jika sejak dioperasikan pada 2019, Jalan Layang MBZ ini selalu padat kendaraan. Terlebih tahun ini yang diprediksikan mengalami kenaikan signifikan.
Untuk arus keluar kendaraan dari Jabotabek sebanyak 2,78 juta unit atau naik 6,77 persen dibandingkan Lebaran 2022 yang sebanyak 2.6 juta. Angka ini naik 8 persen dibandingkan 2019 (2,57 juta kendaraan).
Baca Juga: Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A Bisa Dilintasi pada 15 April
Dengan distribusi volume lalin tertinggi ke arah Timur atau Trans-Jawa 52 persen. Sementara volume lalu lintas masuk Jabotabek sebesar 2,67 juta kendaraan atau naik 3,71 persen dibandingkan Lebaran 2022 (sebanyak 2,56 juta kendaraan) atau naik 14 persen dibanding 2019 (2,4 juta kendaraan).
Distribusi volume lalu lintas tertinggi dari arah Timur atau Trans Jawa (51,2 persen). Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pengelola, telah menyiapkan sejumlah skenario.
Direktur Utama PT Jasamarga Tollroad Operator Yoga Tri Anggoro mengatakan, Jalan Layang MBZ memang menjadi salah satu prasarana yang mendapat fokus perhatian dalam layanan arus mudik dan balik Lebaran 2023.
"Kami menyiapkan antisipasi agar pengguna tol merasa nyaman dan tidak sampai terjebak kemacetan di Jalan Tol Layang sepanjang 38 Kilometer tersebut," ujar Yoga, dalam konferensi pers Senin (3/4/2023).
Menurut Yoga, kepadatan Jalan Layang MBZ ini menjadi concern perusahaan karena tidak ada Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area.
"Kami akan meminimalisasi kalau ada kepadatan itu harus segera kami alihkan," ungkap Yoga.
Jalan Layang MBZ ini tersambung dengan Tol Jakarta-Cikampek di Km 48. Apabila terjadi kepadatan di KM 48 sepanjang 2-3 kilometer, akan disiapkan penutupan tiga akses masuk melalui Cikunir. "Itu yang ditutup, kendaraan akan kita alihkan ke bawah," jelas Yoga.
Baca Juga: Garuda Indonesia Group Siapkan 1,2 Juta Kursi Penerbangan Pada Mudik Lebaran 2023
Diakui Yoga kepadatan lalu lintas di Jalan Layang MBZ itu sangat riskan, karena tidak terdapat rest area. "Karena sulit untuk mengakses keluar, harus ikut arus sepanjang 38 kilometer," tuturnya.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menambahkan, ada sejumlah kantong parkir di Jalan Layang MBZ yang bisa digunakan untuk keadaan darurat.
Jasamarga Toll Operator (JMTO) juga menyiagakan personel atau petugas untuk membantu pengguna tol ketika terjadi masalah seperti Kecelakaan.
"Sebenarnya di jalur itu ada disiapkan untuk keadaan sangat-sangat emergency itu ada titik kantong (parkir), dan itu ada akses jalan untuk turun ke bawah, kalau ternyata ada hal yang sangat emergency yang membutuhkan evakuasi," ungkapnya.
Pada lokasi parking bay atau kantong parkir darurat tersebut, pihaknya menyiapkan petugas untuk antisipasi keadaan darurat.
Jasa Marga juga menyiapkan armada kendaraan roda dua ketika kepadatan itu terjadi. Kendaraan roada dua ini ditugaskan untuk membawa BBM, ataupun penanganan-penanganan cepat yang tidak bisa di-deliver oleh kendaraan roda empat.
"Kemudian juga kita siapkan goody bag-goody bag (makanan), untuk membantu pengguna MBZ yang mengalami kepadatan," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Antisipasi Kemacetan Tol MBZ, Jasa Marga Siapkan Skenario Buka-Tutup"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News