Reporter: Andy Dwijayanto, Dadan M. Ramdan, Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyedia jasa pendukung sektor pelayaran optimistis menatap tahun 2018 ini. Rupanya, mereka kecipratan berkah dari maraknya program kemaritiman dan tol laut yang sedang digencarkan oleh pemerintah.
Di luar itu, ada pula penerapan asas cabotage dan Permendag No. 82/2016 mengenai barang ekspor-impor harus diangkut oleh kapal berbendera Indonesia. Hal itu bisa berimbas positif terhadap performa sektor ini.
Paula Marlina, Direktur Keuangan PT Soechi Lines Tbk, menyambut baik kebijakan pemerintah yang berdampak positif terhadap kemajuan industri berbasis kemaritiman. "Kami sebagai pemain (industri kemaritiman) ini sedang positif banget karena pemerintah mendukung," katanya kepada KONTAN, Jumat (5/1).
Paula mengatakan, ke depan, potensi industri galangan sangat besar seiring dengan program pemerintah yang mengembangkan kemaritiman. Proyek tol laut, kapal navigasi, dan kapal penyeberangan juga membuka peluang sektor galangan kapal milik emiten berkode saham SOCI di Bursa Efek Indonesia ini terus meningkat.
Selain galangan kapal, Soechi mengoperasikan 39 kapal tanker yang jumlahnya akan terus ditambah, sejalan meningkatnya permintaan pasar. Untuk pengadaan kapal baru, SOCI mengalokasikan belanja modal pada tahun 2018 senilai US$ 30 juta–US$ 50 juta. Tahun lalu, dengan dana belanja modal sebesar itu, SOCI menambah dua unit kapal baru.
Setali tiga uang dengan PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) yang sudah menyiapkan beberapa rencana bisnis untuk tahun ini. Salah satunya adalah penambahan kapal anyar. "Kami pasti ekspansi dan kemungkinan akan melakukan corporate action," klaim Leo Tangkilisan, Direktur Pelayaran Tamarin Samudra kepada KONTAN, Jumat (5/1). Sayang, Leo tidak membeberkan lebih lanjut tentang rencana pengadaan kapal anyar tersebut.
Sektor migas
Tapi Leo yakin, prospek perkapalan, termasuk di bidang supporting minyak dan gas (migas) akan sangat bagus ke depan. Di sisi lain, perusahaan berkode saham TAMU ini tengah mengincar tender penyewaan kapal yang dilaksanakan Chevron dan Pertamina Hulu Energi.
Pelayaran Tamarin akan menawarkan kapal petroleum winners ke perusahaan Chevron dan Pertamina Hulu Energi. Jika tender tersebut berhasil dimenangkan, lanjut Leo, kapal Petroleum Winners bakal mulai beroperasi pada Juni 2018.
Sebagai gambaran, kapal Petroleum Winners merupakan kapal accomodation work barge (AWB) dengan kapasitas mencapai 200 penumpang. Pelayaran Tamarin saat ini memiliki empat kapal AWB dan satu kapal anchor handling towing supply. Selama ini, kapal tersebut berkontribusi sekitar 15%–20% dari total pendapatan.
Hingga kuartal III-2017, perusahaan ini membukukan pendapatan US$ 10,9 juta atau tumbuh sekitar 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka US$ 8,9 juta.
Berkah dari proyek tol laut juga dirasakan Pelni Logistik, anak usaha dari PT Pelni. Direktur Utama Pelni Logistics Suharyanto berujar, tahun ini, pihaknya berencana meningkatkan kegiatan bongkar muat dari sektor non-captive berupa batubara dan general cargo lainnya sebanyak 5,3 juta ton, atau naik signifikan daripada 2016 yang hanya 1,8 juta ton. Kami juga menargetkan laba setelah pajak Rp 49 miliar pada 2018 ini, katanya.
Pelni Logistics juga bakal mendapat tambahan 1.200 kontainer baru. Alhasil, sokongan anyar ini bakal memperkuat bisnis logistik perusahaan yang saat ini telah memiliki 980 kontainer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News