kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jaya Konstruksi mengincar kontrak baru Rp 7,9 T


Selasa, 28 April 2015 / 10:18 WIB
Jaya Konstruksi mengincar kontrak baru Rp 7,9 T
ILUSTRASI. Pizza Hut terus berinovasi menghadirkan menu-menu baru guna mendongkrak penjualannya


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Jaya Konstruksi Tbk mengincar perolehan kontrak anyar Rp 7,9 triliun sepanjang tahun ini. Target itu lebih besar 38,59% ketimbang perolehan kontrak anyar 2014 yang sebesar Rp 5,7 triliun.

Manajemen Jaya Konstruksi optimistis bisa mengejar target itu lantaran banyak lelang proyek infrastruktur tahun lalu yang tertunda tahun ini. "Kami perkirakan segmen konstruksi masih memberi kontribusi terbesar dari total pendapatan," ujar Hardjanto Agus Priambodo, Direktur PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Senada dengan perusahaan konstruksi lain yang mengincar proyek infrastruktur pemerintah, Jaya Konstruksi juga ngebet mengincar peluang itu. Salah satu lelang yang tengah mereka incar adalah pekerjaan pengolahan air bersih dan air limbah di bandar udara Soekarno-Hatta senilai Rp 800 miliar.

Asal tahu saja, jika target kontrak anyar tahun ini disandingkan dengan sisa kontrak tahun lalu alias carry over, total nilai target kontrak Jaya Konstruksi tahun ini menjadi Rp 11,5 triliun. Sebab, perusahaan itu masih mengantongi sisa kontrak tahun 2014 sebesar Rp 3,6 triliun.

Sembari mengejar perolehan kontrak anyar, Jaya Konstruksi berusaha menggenjot bisnis beton pracetak. Perusahaan berkode saham JKON di Bursa Efek Indonesia itu ingin meningkatkan volume produksi beton pracetak dari 266.411 ton per tahun menjadi 334.696 ton per tahun. 

"Pendapatan dari bisnis beton kami perkirakan akan meningkat seiring dengan permintaan produk beton terkait dengan komitmen pemerintah terhadap percepatan infrastruktur," kata Agus.

Untuk memenuhi potensi pertumbuhan permintaan beton pracetak, Jaya Konstruksi mengandalkan empat pabrik. Masing-masing berada di Medan, Tangerang, Surabaya dan Subang.

Manajemen perusahaan ini menyebutkan, total kapasitas produksi maksimal empat pabrik itu mencapai 902.000 ton per tahun, atau melebihi proyeksi peningkatan volume produksi tahun ini. Meskipun demikian, belum ada rencana untuk menambah pabrik anyar di tahun 2015.

Demi memuluskan aneka rencana itu, Jaya Konstruksi menganggarkan dana belanja modal sebesar Rp 241 miliar. Anggaran belanja modal itu sejatinya lebih mini ketimbang tahun lalu. Pasalnya, tahun lalu perusahaan itu mengalokasikan belanja modal Rp 600 miliar.

Tentu saja saja bukan tanpa alasan Jaya Konstruksi mengejar aneka pekerjaan. Perusahaan itu menargetkan bisa mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di kisaran 15%-20%.

Jika pendapatan Jaya Konstruksi tahun 2014 tercatat Rp 4,72 triliun, berarti target pendapatan tahun ini sekitar Rp 5,43 triliun-Rp 5,66 triliun. Sementara laba bersih tahun lalu adalah Rp 220,49 miliar. Itu berarti target laba bersih tahun ini adalah Rp 253,56 miliar-Rp 264,59 miliar.

Sebagai informasi, pekerjaan jasa konstruksi menjadi kontributor terbesar pendapatan tahun lalu. Nilainya Rp 1,84 triliun, atau berkontribusi 38,98%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×