Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mulai mempersiapkan posko nasional guna mengahadapi libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Kepala Badan Pengatur Hilir Migas Fanshurullah Asa bilang posko nasional sektor ESDM bertugas melakukan koordinasi dan pengawasan ke lapangan terhadap fasilitas penyediaan dan pendistribusian BBM, Gas dan Listrik dan Daerah Rawan Bencana serta titik konsentrasi arus aktifitas dan Tempat Wisata seperti di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jalan Tol Trans Sumatra, Jalan Tol Trans Jawa, Pelabuhan Merak/Bakauheni, Jabodetabek, Jawa Barat, Pantura, Jalur Pantai Selatan, Jawa Tengah, Jawa timur, Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
Baca Juga: Sewa lokasi rest area tol Batang-Semarang dipatok Rp 250.000 per meter persegi
"Perlu antisipasi saat arus mudik dan arus balik, untuk gasoline kita minta BU swasta juga turut berpartisipasi untuk penambahan kios-kios pada ruas tol," kata Fanshurullah di kantornya, Rabu (18/12).
Selain itu, Fanshurullah memastikan pihaknya akan mengoptimalkan digitalisasi SPBU khususnya oleh PT Pertamina. Upaya digitalisasi nozzle memungkinkan BPH Migas melakukan pengawasan terhadap SPBU-SPBU 'nakal' yang menyalahgunakan konsumsi bbm subsidi.
Adapun, posko nasional sektor ESDM telah dimulai sejak 17 November 2019 lalu dan Periode Pelaksanaan Posko Nasional Sektor ESDM Menghadapi Hari Raya Natal 2019 Dan Tahun Baru 2020 akan berlansung selama 22 hari yaitu H-7 dan H+14 Natal, sejak 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020 yang terbagi dalam 2 shift yaitu shift I pukul 10.00 s.d 17.00 WIB dan shift II pukul 15.00 s.d 20.00 WIB.
Baca Juga: Peluang Penjualan Avtur Akan Dibuka bagi Swasta
Sementara itu, Senior Vice President Business Operation Pertamina Yanuar Budi bilang pihaknya mengupayakan ketahanan stok bahan bakar jelang Nataru. "Lpg di 17 hari, Gasoline 19 hari, Gasoil 16 hari dan Avtur 15 hari," kata Yanuar dalam kesempatan yang sama.
Lebih jauh Yanuar memastikan, Pertamina mengantisipasi ketersediaan bahan bakar pada sejumlah ruas tol yang difungsikan yakni Kios pertamax 4 titik, Motor kemasan 19 titik, SPBU kantong 132 titik dan SPBU modular 45 titik.
Fanshurullah menjelaskan, pihaknya memproyeksikan puncak konsumsi akan terjadi sebanyak dua kali yakni 24 Desember 2019 dan 31 Desember 2019. "24 Desember konsumsi sekitar 128 ribu kl dan 31 Desember kita perkirakan konsumsi sekitar 124,31 kl," kata Fanshurullah.
Fanshurullah melanjutkan, pada sektor kelistrikan oleh PLN, ada sejumlah tugas yakni; Pertama, meningkatkan kesiagaan semua unit untuk menjaga Keandalan dan Kualitas Pasokan Listrik, dengan menyiapkan Pedoman Operasi Khusus Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Baca Juga: Kemenhub gulirkan wacana swasta jual avtur, AKR Corporindo: Kami siap
Kedua, tidak melakukan pekerjaan/pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan selama masa Nataru 2020.
Ketiga, meningkatkan koordinasi operasi antara Unit Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi untuk mengoptimalkan kesiagaan dan kesiapan instalasinya, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gangguan pelayanan.
Keempat, meningkatkan koordinasi dengan aparat terkait untuk menjaga keamanan instalasi. Kelima, apabila terjadi gangguan yang mengakibatkan kondisi defisit daya, akan diusahakan agar dampak sosial ke masyarakat minimum. Terakhir, mengupayakan pemanfaatan Captive Power untuk sistem kelistrikan dengan status siaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News