kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang panen raya, harga kedelai melandai


Senin, 22 Oktober 2012 / 13:52 WIB
Jelang panen raya, harga kedelai melandai
ILUSTRASI. Seorang petugas mengangkat tanda untuk memberitahu bahwa tempat mereka membutuhkan dosis vaksin saat warga mendatangi lokasi vaksinasi COVID-19 di Lumen Field Event Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Sabtu (13/3/2021). REUTERS/Lindsey Wasson.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. Dalam beberapa hari terakhir, perajin tahu tempe boleh bersorak karena harga kedelai mulai turun. Saat ini, harga kedelai di tingkat petani lokal berkisar antara Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kilogram (kg). Sebelumnya, harga kedelai melambung mencapai Rp 8.200 hingga Rp 8.500 per kg.

Sebelumnya, Ketua Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat Asep Nurdin memprediksikan, harga kedelai mencapai Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per kg. "Tetapi prediksi tersebut tidak terwujud karena sekarang harga kedelai Rp 6.700 per kg," kata Asep saat dihubungi KONTAN, Senin (22/10).

Asep mengatakan,harga kedelai menurun karena memasuki masa panen raya. Dia memprediksikan harga kedelai bisa terus melandai hingga akhir November sesuai siklus tahunan. Menurutnya, harga kedelai bisa naik kembali pada Desember mendatang.

Selain karena panen raya, Ketua Dewan Kedelai Nasional (KDN) Benny Kusbini menambahkan, harga kedelai melorot karena penurunan harga kedelai di Amerika Serikat.

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Bappebti, harga kedelai berjangka diperdagangkan di Chicago Board of Trade untuk pengiriman November 2012 menurun 26 sen menjadi 15.2250 dolar per gantang. Penurunan harga kedelai di pasar internasional karena pengaruh pasokan ethanol dan lonjakan produksi kedelai dari Kementerian Pertanian AS.

Penurunan harga kedelai tidak otomatis membuat perajin tempe dan tahu sumringah. Sebab, Asep bilang perajin tempe tahu mencemaskan fluktuasi harga kedelai. Menurutnya, perajin lebih membutuhkan kestabilan harga. "Jangan naik turun seperti ini," lanjut Asep.

Karena itu, dia meminta pemerintah segera menetapkan Harga Pokok Pembelian (HPP) kedelai. Dia berharap pemerintah juga menunjuk satu lembaga distributor tunggal meski importirnya lebih dari satu. Dengan adanya HPP, Asep berharap kualitas produksi kedelai dalam negeri bisa lebih baik.

Senada dengan Asep, Benny menganggap HPP kedelai mampu memperbaiki produksi di dalam negeri. Menurutnya, harga kedelai idealnya sebesar 1,5 kali harga beras. Ia mengusulkan HPP kedelai sebesar Rp 7.500 per kg.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo menyatakan idealnya HPP sebesar Rp 7.000 per kg. Dengan harga sebesar itu, Gunaryo memperkirakan, petani bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 17,5 juta untuk masa panen tiga bulanan jika produksi kedelai mencapai 1,5 ton per hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×