Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Malang nian nasib petani cabai. Ketika saat mendekati Ramadhan beberapa komoditas pangan menunjukkan peningkatan harga, kondisi sebaliknya terjadi pada produk cabai. Saat ini harga cabai ditingkat petani anjlok hingga dibawah Rp 5.000 per kilogram (kg).
Dadi Sudiyana, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis cabai Indonesia (AACI) mengatakan, anjloknya harga cabai ini dikarenakan suplai yang tinggi akibat panen yang cukup bagus tahun ini. "Kondisi saat ini parah, tahun lalu harga cabai ditingakat petani Rp 12.000 per kg," kata Dadi, Kamis (26/6).
Menurut Dadi, idealnya saat ini harga cabai dihargai sekitar Rp 8.000 per kg ditingkat petani. Masalahnya, biaya pokok produksi cabai yang harus dikeluarkan oleh petani minimal sebesar Rp 6.000 per kg.
Anjloknya harga cabai ini menurut Dadi merata di hampir seluruh sentra produksi nasional mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Panen cabai tahun ini juga mengalami pergeseran dari yang sejarusnya dimulai dari bulan Maret.
Akibat pergeseran musim panen cabai tersebut, Dadi khawatir harga cabai masih akan tertekan hingga Agustus mendatang. Bahkan bila tidak segera ditangani, Dadi pesimis luasan aral pembudidayaan cabai menjadi semakin berkurang.
Benny Kusbini Ketua Dewan Hortikultura Nasional mengatakan, saat ini petai cabai di Kediri, Lumajang, Banyuwangi, Jember, Blitar, Ciamis merugi. "Betul-betul petani menangis, kenapa bila harga jatuh pemerintah diam seribu bahasa, tetapi ketika harga naik teriakannya kencang sekali," kata Benny.
Menurut Benny, anjloknya harga cabai ini tidak dikarenakan pasokan yang berlebih, namun dalam Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) masih diizinkan impor cabai dalam bentuk pasta atau giling. Hal tersebut mengakibatkan kalangan industri lebih memilih untuk melakukan impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News