kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.684   21,00   0,13%
  • IDX 8.688   27,34   0,32%
  • KOMPAS100 1.198   5,60   0,47%
  • LQ45 852   4,12   0,49%
  • ISSI 313   0,12   0,04%
  • IDX30 437   2,37   0,55%
  • IDXHIDIV20 503   1,50   0,30%
  • IDX80 134   0,48   0,36%
  • IDXV30 139   0,23   0,17%
  • IDXQ30 138   0,53   0,39%

Kementan: Masalah klasik buat harga cabai tinggi


Selasa, 08 April 2014 / 20:40 WIB
Kementan: Masalah klasik buat harga cabai tinggi
ILUSTRASI. BPJS Ketenagakerjaan mencatat klaim yang terjadi untuk Program Jaminan Hari Tua (JHT) justru didominasi oleh generasi muda


Reporter: Mona Tobing | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sepekan ini, harga cabai di pasar terbilang pedas. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat sejak Maret hingga 1 April lalu harga cabai rawit merah eceran tertinggi di Kota Mataram mencapai Rp 48.412/kg. Sementara cabai kriting eceran tertinggi mencapai Rp 27.000/kg di Tasikmalaya.

Fluktuasinya harga cabai di pasar diakui Kementan terjadi karena pola tanam cabai dan jaringan distribusi cabai. Sehingga, harga cabai di pasar mahal.

Hasanuddin Ibrahim, Direktur Jendral Hortikultura Kementan mengakui, masalah klasik kerap membuat harga cabai melonjak tinggi. Pertama, kendala musim hujan atau iklim. Kedua, keterbasan lahan petani yang membuat petani harus menyewa lahan.

Ketiga, jaringan distribusi yang membuat harga cabai disatu pasar dengan pasar lain berbeda.

"Memindahkan barang dari satu pasar ke pasar lain sulit. Karena infrastruktur kita kurang bagus. Sehingga harga cabai di pasar bisa melonjak tinggi," ujar Hasanuddin pada Selasa (8/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×