Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Produsen gula rafinasi mulai menggenjot produksi di kuartal II tahun ini. Alasannya, saat mendekatinya bulan Ramadhan, permintaan gula naik. Maka produksinya diperkirakan naik sekitar 20% dari produksi kuartal I. Dengan peningkatan tersebut, pasokan gula rafinasi di kuartal II-2013 diperkirakan akan mencapai 847.792 ton.
"Ini karena Ramadhan dan lebaran jatuh pada Juli dan Agustus," kata Andre Vincent Wenas, Wakil Ketua 1 Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), akhir pekan lalu. Produksi mulai ditingkatkan sejak akhir Mei.
Peningkatan produksi ini dilakukan oleh delapan perusahaan gula rafinasi anggota AGRI. Mereka adalah PT Angels Products, PT Jawamanis Rafinasi. PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Sugar Labinta, PT Duta Sugar International, dan PT Makassar Tene.
Sekedar catatan. Berbeda dengan gula kristal putih (GKP) yang dipasarkan untuk konsumsi langsung, gula rafinasi merupakan gula yang selama ini diperuntukkan sebagai bahan baku di industri makanan dan minuman. Nah, jika GKP diproduksi dari tebu, gula rafinasi biasanya diproduksi dari bahan baku gula mentah atau raw sugar impor.
Tahun ini delapan anggota AGRI tersebut mendapat kuota impor raw sugar untuk kebutuhan industri makanan dan minuman sebanyak 2,26 juta ton. Angka tersebut sedikit lebih rendah dari impor tahun lalu 2,35 juta ton.
Tren peningkatan permintaan gula rafinasi saat mendekati Ramadhan juga dikatakan Franky Sibarani, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI). Menurutnya kebutuhan gula perusahaan makanan dan minuman mengalami peningkatan sekitar 20% dibanding di bulan biasa.
Permintaan didorong oleh banyaknya masyarakat Indonesia yang memborong makanan dan minuman saat bulan puasa dan lebaran. Dengan permintaan yang makin tinggi, maka produksi gula rafinasi juga ditingkatkan.
Menurut Frangky, peningkatan produksi 20% merupakan rata-rata nasional, untuk produsen makanan dan minuman skala kecil menengah (UKM) seperti sirup dan katering permintaannya melonjak hingga 100%. Dengan permintaan yang tinggi, bisa dikatakan Ramadhan adalah momentum bagi pengusaha melipat gandakan keuntungan.
"Stock perusahaan akan lebih tinggi, apalagi pada waktu mendekati lebaran truk angkutan non sembako (sembilan bahan pokok) dilarang melintas," kata Franky. Tidak hanya gula rafinasi, produsen tepung terigu juga mulai meningkatkan produksi pada Juli nanti.
Dengan kondisi itu maka banyak perusahaan makanan dan minuman kemudian meningkatan pembelian bahan baku pada jauh-jauh hari. GAPMMI menghitung, kebutuhan gula khusus industri pada tahun ini mencapai 2,7 juta ton, naik 8% dibandingkan tahun lalu 2,5 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News