Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Menurut Johnson, target PNBP Rp 35,93 triliun akan lebih realistis untuk dicapai jika target produksi 550 juta ton bisa tetap terjaga. Namun, faktor yang menentukan juga tak hanya tingkat produksi, melainkan juga pergerakan harga.
"Berat (jika ada pengurangan produksi), padahal persoalan yang dihadapi juga kan harga yang turun," sambung Johnson.
Namun dia mengatakan bahwa belum ada rencana untuk kembali mengubah target PNBP. Apalagi, target PNBP juga terkait dengan kewenangan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan.
Baca Juga: APBI minta pemerintah kendalikan produksi batubara nasional agar tidak oversupply
Sedangkan untuk produksi batubara, Johnson menyebut pihaknya menunggu keputusan resmi dari Direktorat Pembinaan dan Pengusahaan Batubara. "Kalau untuk produksi kami belum dapat usulan penurunan dari Direktorat Pengusahaan, sehingga kami tidak mengajukan perubahan," sebut Johnson.
Dia pun masih optimistis target PNBP tahun ini tetap bisa tercapai. Pasalnya, hingga bulan Juni atau pertengahan tahun, realisasi PNBP sektor tambang masih terjaga dengan capaian Rp 16,92 triliun atau 47,09% dari target 2020.
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, sambung Johnson, setoran PNBP minerba baru terpacu pada akhir tahun atau pada periode kuartal III dan IV. Selama masa akhir tahun itu, produksi tambang semakin intensif, begitu juga dengan verifikasi pembayaran PNBP.
Baca Juga: Turun 10% per Mei 2020, Kementerian ESDM yakin produksi batubara capai 550 juta ton
Sebagai gambaran, realiasi PNBP minerba pada kuartal I tahun lalu baru Rp 11,6 triliun atau 26,85% dari target tahun 2019 yang ditetapkan Rp 43,2 triliun. Tapi realisasi PNBP Minerba di akhir 2019 bisa mencapai Rp 45,59 triliun.
"Mudah-mudahan sampai akhir tahun tetap bisa tercapai. Di triwulan III kita cermati perkembangannya hari per hari, pada triwulan IV memacu verifikasi final dan minta perusahaan memenuhi pembayaran," pungkas Johnson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News