Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Metro Batavia Air mengajukan penawaran kepada Kementerian Agama RI untuk bisa mendapatkan jatah pengangkutan haji sebanyak 30.000 hingga 35.000 jemaah reguler untuk musim haji 2011. Saat ini tawaran angkutan haji reguler tersebut belum diputuskan.
Direktur Niaga Batavia, Sukirno Sukarna mengatakan, jumlah jemaah yang sebanyak itu disesuaikan dengan kemampuan Batavia Air untuk pengadaan pesawat angkutan ke Tanah Suci. Rencananya Batavia Air menyiapkan sebanyak lima hingga enam unit pesawat berbadan lebar termasuk awak kabin dan kokpit.
"Saat ini masih dibahas di DPR. Kita berharap penawaran itu bisa diterima, karena kami akan berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi para jemaah," kata Sukirno, Rabu (15/6).
Layanan yang akan diberikan oleh Batavia selain penerbangan adalah transportasi bus untuk jemaah dari asrama haji ke bandara. Begitu pula sebaliknya saat jemaah pulang, jemaah akan diantar dari bandara menuju asrama haji di masing-masing debarkasi.
Untuk biaya per jemaahnya, jelas Sukirno, sesuai dengan penawaran yang diajukan kepada Kemendag, Batavia mengajukan ongkos transportasi haji sesuai dengan embarkasi masing-masing. Embarkasi termurah (terdekat) adalah Banda Aceh yaitu US$ 1.810 per jemaah, sedangkan embarkasi terjauh adalah Makassar yaitu US$ 2.008 per jemaah.
Sementara PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) menyatakan hanya menyiapkan dua unit pesawat Boeing 747-400. "Tahun ini kami belum berharap banyak," kata Direktur Umum Lion, Edward Sirait.
Meski demikian, Edward juga berharap agar penyelenggaraan angkutan haji juga diberikan kepada maskapai lain. "Untuk penyelenggaraan haji ini masih di bicarakan oleh manajemen," tandasnya.
Saat ini penyelenggaraan haji masih dibahas dalam rapat panitia kerja (panja) Komisi VIIIDPR. Selain membahas operator, panja juga membahas biaya kenaikan haji yang diusulkan akibat naiknya harga bahan bakar pesawat.
Pada 2010 lalu, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci mencapai 210.000 orang dan sekitar 56% diangkut oleh maskapai BUMN, Garuda Indonesia. Bila maskapai swasta dilibatkan, maka dipastikan jatah angkut Garuda bakal menurun. (Hendra Gunawan/Tribunnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News