kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jika FSRU Jawa Barat rampung, PLN bisa berhemat


Kamis, 19 April 2012 / 16:11 WIB
Jika FSRU Jawa Barat rampung, PLN bisa berhemat
ILUSTRASI. Promo JSM Yogya Supermarket 16-18 April 2021 menawarkan produk-produk segar kebutuhan harian. Dok: Instagram Yogya Group


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik negara (PLN) bisa menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 1,32 triliun apabila unit penampungan dan regasifikasi terapung atau floating storage and regasification unit (FSRU) di Jawa Barat bisa rampung Mei nanti. Rampungnya

Jika FSRU Jawa Barat beroperasi, maka banyak pembangkit listrik milik PLN tak lagi memakai BBM yang harganya kian mahal. Suryadi Mardjoeki, Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN berharap, gas dari FSRU Jawa Barat bisa mengalir secepatnya.

Mulanya, gas FSRU Jawa Barat mengalir pada bulan Januari lalu, namun unit penampung gas alam cair alias liquified natural gas (LNG) ini tertunda menjadi Juli. Kemunduran proyek ini membuat biaya pembangkit yang memakai BBM membengkak.

Artinya, beban subsidi untuk listrik naik menjadi Rp 8,28 triliun. “Jika proyek FSRU lebih cepat satu hari, maka beban subsidi bisa terpangkas Rp 22 miliar. Jadi kalau FSRU rampung dua bulan lebih awal dari Juli ke Mei, maka kami bisa kurangi subsidi Rp 1,32 triliun,” jelas dia di Jakarta, Kamis (19/4).

Besaran subsidi listrik tahun ini awalnya dipatok sebesar Rp 40,45 triliun. Namun, jumlah ini tak cukup. PLN menghitung adanya tambahan subsidi sebesar Rp 49,1 triliun lagi. Alhasil, subsidi listrik tahun ini bisa naik menjadi Rp 89,55 triliun.

Pembengkakan subsidi salah satunya disebabkan oleh mundurnya proyek FSRU Jawa Barat, sehingga pasokan gas untuk pembangkit tak cukup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×