Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Rizki Caturini
NUSA DUA. Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) meminta pemerintah mengenakan bea masuk (BM) Rp 550 per kilogram (kg) atas gula mentah atau raw sugar jika pemerintah jadi mengimpor gula.
Rencana impor gula pada awal 2012 ini menyusul hasil perhitungan Dewan Gula Indonesia (DGI) bahwa produksi gula pada 2011 hanya mencapai 2,31 juta, meleset dari target produksi tahun ini sebesar 2,5 juta ton.
Wakil Sekretaris Jenderal IKAGI, Adig Suwandi, mengatakan, pengenaan BM ini untuk mencegah merembesnya gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman ke pasar eceran. Soalnya, dengan pengenaan BM ini maka harga gula akan lebih kompetitif dengan harga gula lokal.
"Harga gula di Bursa Berjangka London belakangan cenderung turun. Harga untuk pengapalan Maret 2012 tercatat US$ 604,20 per ton free on board (FOB). Dengan harga ini, harga sampai di gudang pelabuhan impor sekitar Rp. 7.600 per kg-Rp 7.800 per kg," kata Adig, Rabu (30/11).
Adig mengatakan, pemerintah sebenarnya tak perlu buru-buru mengimpor gula kristal mentah untuk mengatasi kekurangan produksi. Soalnya saat ini menurutnya masih terdapat banyak cadangan gula milik pabrik gula, petani dan pedagang karena penyerapan yang masih rendah.
Ikagi mencatat, hingga akhir Oktober 2011, masih terdapat 900.640 ton gula yang terdiri dari 316.910 ton gula milik pabrik gula, 70.050 ton gula milik petani, dan 513.680 ton gula milik pedagang. Ikagi memperkirakan pada akhir Desember 2011 masih terdapat 730.000 ton gula, belum termasuk stok yang beredar di pasar dan belum terjual.
Ikagi memastikan beberapa pabrik gula di luar Jawa juga menggiling lebih awal dibanding pabrik gula di Jawa yang masuk musim giling pada Mei dan Juni. Dua pabrik gula di Sumatra Utara mulai giling pada Februari 2012, dua pabrik gula di Sumatra Selatan dan lima pabrik gula di Lampung kemungkinan besar akan menggiling pada April 2012.
"Dewan Gula Indonesia sebaiknya segera menyusun neraca sehingga lebih memberikan kepastian. Lagi-lagi bila impor dipaksakan dan tidak habis terjual ketika giling tiba karena penetrasi pasar tidak berjalan dengan baik, harga gula pada level petani saat giling akan tertekan," kata Adig.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News