Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Sanny Cicilia
YOGYAKARTA. PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) menargetkan meraup dana segar mencapai Rp 3 triliun jika melakukan penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO). Tapi rencana tersebut baru akan direalisasikan dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
"Kami berharap bisa tahun 2016 tapi tampaknya baru bisa IPO 2017," kata Managing Director JNE Johari Zein, Jumat (28/11). Saat ini perusahaan tengah melakukan persiapan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia.
Persiapan yang dilakukan antara lain kembali menata aset perusahaan dan perbaikan dalam sistem aset-aset yang sudah ada. Hal ini perlu dilakukan mengingat status awal perusahaan adalah perusahaan keluarga.
Salah satu kegunaan dana yang didapat dari IPO ini untuk akuisisi perusahaan logistik yang berada di luar Indonesia. Johari mengaku pihaknya memang tengah melirik pasar di luar Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya. Terlebih setelah dibukanya MEA pada 2015.
Salah satu syarat jika JNE ingin mengakuisisi perusahaan logistik asing adalah dengan melihat karakteristik dari para pelanggan di negara itu. "Kalau mirip seperti di Indonesia, baru kami makin tertarik," tambah Johari.
Paling tidak sudah ada dua negara yang tampaknya berpotensi dilirik JNE yaitu Filipina dan Thailand. Diakui Johari, karakteristik penduduknya sudah mirip dengan Indonesia dan industri e-commers sedang berkembang. Namun Johari masih bungkam, nama perusahaan apa yang tengah dijajaki.
Disisi lain, Johari pun mengakui jika JNE sering kali dilirik perusahaan asing lainnya. Tapi perusahaan tak tertarik menjualnya. Pihak asing memang tertarik masuk karena melihat potensi besar di pasar logistik Indonesia yang memiliki jumlah penduduk hingga 250 juta jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News