kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Johnson & Johnson Indonesia pastikan produknya aman


Senin, 16 Juli 2018 / 18:16 WIB
Johnson & Johnson Indonesia pastikan produknya aman


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Johnson & Johnson Indonesia mengklaim produknya aman digunakan di Indonesia. Sebelumnya, muncul kekhawatiran penggunaan produk Johnson & Johnson oleh masyarakat karena faktor kesehatan seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS).

Di Negeri Paman Sam tersebut, Johnson & Johnson diperintahkan membayar US$ 4,7 miliar atau Rp 67 triliun sebagai ganti rugi kepada 22 perempuan yang menuduh produk bedak yang diproduksi perusahaan tersebut menyebabkan kanker rahim.

Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs PT Johnson & Johnson Indonesia menjelaskan, produk talc yang terkait dengan kasus di Amerika Serikat tidak dijual di Indonesia.

"Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar (mayoritas) produk-produk bedak bayi dan juga kosmetika yang beredar di Indonesia dan juga dunia juga berbahan dasar talc dan Johnson’s bukan satu-satunya merek yang menawarkan produk berbahan dasar talc," kata Devy membalas surel kepada Kontan.co.id, Senin (16/7).

Sebagai informasi, pada 29 Februari 2016 lalu, Badan POM di Indonesia secara resmi telah menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir karena produk bedak bayi Johnson’s yang beredar di Indonesia dan ternotifikasi secara resmi di Badan POM tidak mengandung bahan yang dapat memicu kanker.

"Yang terpenting adalah bahwa keamanan produk talc Johnson’s didukung oleh penelitian ilmiah selama puluhan tahun dan memenuhi standar keamanan tertinggi di dunia," tambah Devy.

Sayangnya mengenai kelanjutan bisnis di Indonesia, PT Johnson & Johnson Indonesia belum mau memberikan keterangan. "Sesuai dengan kebijakan perusahaan, kami mohon maaf karena tidak dapat memberikan jawaban tentang target bisnis maupun rencana bisnis ke depan," kata Devy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×