kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi ingin stop ekspor batubara mentah, begini realisasi ekspor lima tahun terakhir


Minggu, 25 Oktober 2020 / 16:24 WIB
Jokowi ingin stop ekspor batubara mentah, begini realisasi ekspor lima tahun terakhir
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyampaikan, proyeksi ekspor batubara pada tahun ini sebesar 395 juta ton. Mulai tahun depan, meski produksi batubara diproyeksikan meningkat, namun Kementerian ESDM menargetkan volume ekspor tak lagi meroket. 

Mulai tahun 2021 nanti, pemerintah menargetkan volume ekspor batubara bisa stagnan sebesar 441 juta ton, paling tidak hingga tahun 2024. Sejatinya, persiapan untuk memperkecil volume ekspor memang harus dilakukan.

Sebab, merujuk pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2017, produksi batubara seharusnya dikendalikan pada angka 400 juta ton.

Baca Juga: Presiden Jokowi minta roadmap hilirisasi batubara dipercepat

Seiring dengan pengurangan produksi tersebut, porsi ekspor juga dikurangi secara bertahap, dan ekspor batubara dihentikan paling lambat tahun 2046. Dengan proyeksi kebutuhan batubara domestik mencapai lebih dari 400 juta ton. 

Menanggapi kondisi ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengklaim bahwa pelaku usaha sebenarnya lebih suka jika produksi batubara bisa sepenuhnya diserap di dalam negeri. Sayangnya, pertumbuhan konsumsi batubara dalam negeri belum signifikan. Alhasil, 75% produksi masih digunakan untuk memenuhi pasar ekspor.

"Kami serahkan ke pemerintah mengenai kebijakan, apakah batubara akan digunakan seluruhnya dalam negeri, atau masih bisa diekspor," kata Hendra saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/10).

Baca Juga: Kepala SKK Migas: Nasib Blok Jabung ditangan menteri ESDM

Meski RUEN menargetkan produksi batubara bisa seluruhnya dimanfaatkan di dalam negeri pada 2046, namun Hendra mengatakan bahwa potensi permintaan ekspor batubara masih potensial hingga 3 dekade ke depan. "Masih cukup bagus (ekspor) khususnya di negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara dan Asia Selatan," pungkas Hendra. 

Selanjutnya: Pertamina ajukan penambahan split blok migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×