Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah mendukung pembangunan kilang di Indonesia. Saat ini, pemerintah memprioritaskan pembangunan dua kilang baru dalam program New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang dan Tuban. Selain itu, perusahaan pelat merah seperti PT Pertamina (persero) juga menjalankan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang terdiri dari kilang Balikpapan, Dumai, Cilacap, dan Balongan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan bilang, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia masih cukup tinggi. Selain proyek kilang pemerintah, Jonan juga berharap pihak swasta ikut membangun kilang di Indonesia. "Kami mendukung supaya makin lama jumlah kilang makin besar di Indonesia, “kata Jonan pada Rabu (26/10).
Untuk menggaet swasta, pemerintah akan mengizinkan investor swasta yang membangun kilang di Indonesia bisa memiliki wilayah kerja sendiri dan juga melakukan ekspor hasil olahan kilangnya. "Nanti kami atur berapa domestik dan ekspor," imbuh Jonan.
Pasalnya saat ini kebutuhan BBM di Indonesia dan regional Asia Tenggara masih cukup tinggi. Saat ini kebutuhan BBM Indonesia saja masih mencapai 1,6 juta barel per hari. Sementara kapasitas kilang efektif di Indonesia hanya 800.000 barel per hari.
Di sisi lain, pertumbuhan konsumsi BBM di negara-negara Asia Tenggara juga terus bertumbuh sekitar 4%-5% setiap tahun. Sehingga masih memiliki peluang bagi ekspor BBM. "Kita tidak akan makan pasar orang lain yang sudah ada. Tapi menciptakan pasar baru dan konsumen baru, “kata Jonan.
Lebih lanjut Jonan bilang, Indonesia harus bisa meningkatkan kapasitas kilang seperti Singapura yang telah mencapai 1,5 juta barel per hari. Namun konsumsi BBM masyarakatnya hanya 150.000 barel per hari, sehingga bisa mengekspor BBM ke negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News