Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
BANDUNG. Bukan tanpa alasan, beberapa pengembang Nasional menjadikan Bandung, sebagai salah satu pembawa keuntungan bisnis (profit center). Terbukti, nama-nama besar macam Ciputra Group, Agung Podomoro Group, dan Lippo Group membangun properti di ibu kota Jawa Barat ini.
Tak sebatas satu jenis properti, mereka mengembangkan sekaligus properti variatif mulai dari perumahan yang dilengkapi area komersial, hingga properti komersial multifungsi dalam satu bangunan.
Hotel merupakan salah satu jenis properti komersial yang marak digarap dalam tiga tahun terakhir. Pasalnya, kinerja sektor perhotelan memperlihatkan tren prositif. Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan, tingkat kebutuhan fasilitas akomodasi cenderung meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan.
Tingkat penghunian kamar (TPK), secara rerata pada kuartal II 2014 tercatat sebesar 80,01% lebih tinggi dibandingkan 79,18% pada periode yang sama tahun 2013. Sedangkan angka rerata lama tamu menginap (length of stay) baik tamu asing maupun domestik selama 1,62 hari.
Fakta tersebut memotivasi Agung Podomoro Group, melalui PT Agung Podomoro Land Tbk., mengerjakan dua hotel dengan klasifikasi berbeda sekaligus yakni hotel bintang lima, Pullman, dan hotel bintang tiga Ibis Style.
Vice President Director II PT Agung Podomoro Land Tbk, Indra Wijaya, mengungkapkan, Pullman Hotel dan Ibis Style Hotel akan beroperasi akhir tahun 2016.
"Kami rencanakan kedua hotel ini beroperasi pada akhir 2016 mendatang," ujar Indra, Sabtu (6/9) seperti dikutip dari Kompas.com.
Investor Relation PT Agung Podomoro Land Tbk., Wibisono, menambahkan, Pullman Hotel dan Ibis Style Hotel Bandung memiliki total jumlah kamar sebanyak 500 unit.
"Selain hotel, kami juga masih memiliki cadangan lahan seluas 27 hektare di Bandung untuk pengembangan masa depan (future development)," imbuh Wibisono.
Sementara jaringan operator hotel nasional, Dafam Group, menambah portofolio fasilitas akomodasinya dengan membuka Dafam Hotel Bandung. Dengan demikian, kelompok usaha ini memiliki tiga portofolio yang dikelola.
Hotel-hotel baru tersebut akan menambah pasokan kamar kumulatif di Bandung yang hingga kuartal II 2014 tercatat sebanyak 7.377 kamar. Jumlah kamar tersebut meningkat 0,55% secara triwulanan atau 0,55% tahunan.
Peningkatan pasokan pada periode tersebut berasal dari pengembangan hotel budgetseperti Fave Hotel Pasir Kaliki dan Hotel Zodiak. Sementara untuk hotel berbintang, terdapat beberapa proyek yang tengah dikembangkan saat ini, sebut saja D'Green Pasteur dan Hotel Royal Tulip.
Bandung juga diketahui mencapai kinerja positif untuk tarif kamar hotel. Kenaikan tarif rerata tumbuh sebesar 3,26% secara triwulanan dan 39,08% secara tahunan. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News