Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengaku volume penumpang penerbangan saat ini hanya tersisa 10% akibat Kinerja Perseroan yang sangat terpukul akibat dari dampak penyebaran virus corona secara global, termasuk di Indonesia.
"volume penumpang penerbangan saat ini hanya tersisa 10%, dan saya lebih suka bilang tinggal 10% dari pada turun 90%. Dampak Covid-19 ini juga sangat dirasakan industri aviasi di seluruh dunia," jelas Irfan saat diskusi virtual MarkPlus Industry Roundtable, Jumat (19/6).
Baca Juga: Kurs dollar rupiah hari ini: Coba tembus level di bawah Rp 14.000
Menurut Irfan seharusnya ada lima peak season yang menjadi opportunity value tahun 2020, namun empat peak season kandas akibat wabah pandemi corona. Empat peak season itu di antaranya hari mudik lebaran, libur sekolah, umroh, dan haji.
Irfan menjelaskan, musim mudik lebaran yang secara otomatis kehilangan momentumnya dengan adanya larangan mudik. Momentum kedua, yakni libur sekolah pada Juni-Juli dengan mayoritas pemesanan dibatalkan.
Selanjutnya, GIAA harus kehilangan penerbangan umrah yang biasanya bisa mengangkut penumpang 300.000-400.000 jemaah. Terakhir, GIAA kehilangan sekitar 110.000 penumpang seiring dengan dibatalkannya ibadah haji.
Baca Juga: Ini daerah tujuan wisata yang paling terdampak pandemi Covid-19 menurut Kemenparekraf
Seharusnya menurut Irfan, selama haji maskapai beroperasi masif hingga belasan penerbangan per harinya dan layanan bagasi yang meningkat.
Alhasil GIAA tinggal menyisakan satu peak season untuk mendulang lagi volume penumpang menyambut pergantian tahun 2020 ke 2021. Irfan mengaku hal itu pun masih sulit karena banyaknya prediksi dan kebijakan new normal yang membatasi pergerakan orang.