kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jungle Land dan bisnis wahana taman wisata yang sempoyongan terhantam Covid-19


Minggu, 27 September 2020 / 19:01 WIB
Jungle Land dan bisnis wahana taman wisata yang sempoyongan terhantam Covid-19
ILUSTRASI. Jumlah pengunjung taman hiburan masih sangat terbatas dan pelayanan sebagian besar wahana masih dibatasi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari ini, lini masa sempat menghangat setelah instagram pesohor Nia Ramadhani dihujani komentar bernada miring tentang keluhan belum dibayarnya gaji karyawan Jungle Land selama enam bulan.

Nia merupakan istri dari Anindra Ardiansyah Bakrie alias Ardi Bakrie, generasi ketiga penerus bisnis Bakrie Grup. Sementara Jungle Land merupakan taman wisata dan hiburan di bawah PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), bagian dari Grup Bakrie.

Kisah getir karyawan Jungle Land merupakan gambaran dari kondisi bisnis wahana taman wisata dan hiburan yang sedang sempoyongan terhantam pandemi covid-19. Gaji yang belum dibayar hingga gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membayangi industri pariwisata.

Menurut Ketua Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, pada masa pandemi ini, kedatangan wisatawan anjlok hingga 99% dibanding kondisi normal. Situasi itu juga menjadi gambaran ambruknya bisnis wahana taman wisata dan hiburan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Srambang Park, rekomendasi tempat wisata seru di Ngawi

Bahkan kata Agung, di tengah sepinya pengunjung, pelaku usaha lebih memilih tutup ketimbang membuka usahanya. Alhasil, keuangan perusahaan rontok parah. Secara umum, Agung menaksir kemampuan keuangan perusahaan pariwisata hanya mampu bertahan hingga bulan Agustus lalu.

"Sangat berdampak, kekuatan keuangan pengusaha hanya sampai Agustus. Situasi seperti ini pengusaha lebih baik tutup dibandingkan buka," sebut Agung saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (27/9).

Kondisi ini diproyeksi bakal terus bertahan, dan bisa bertambah parah sebelum ditemukannya vaksin dan pandemi covid-19 bisa teratasi. Dalam kurun waktu itu, Agung menyebut bahwa bantuan dari pemerintah akan sangat membantu pelaku usaha dalam mengurangi bebannya. "Sebelum ada vaksin yang pasti, dan dana pinjaman dari pemerintah, akan sulit buat pengusaha untuk bangkit," sambungnya.

Baca Juga: Tetap buka di tengah pandemi, Kebun Raya Bogor perketat protokol kesehatan



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×