kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jurus Kementerian ESDM Jaga Kuota Pertalite agar Tak Jebol


Kamis, 02 November 2023 / 06:50 WIB
Jurus Kementerian ESDM Jaga Kuota Pertalite agar Tak Jebol
ILUSTRASI. Pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk menjaga kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tahun ini tidak jebol.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite terancam jebol karena seliaih dengan harga BBM nonsubsidi yang makin besar.

Pemerintah pun melakukan sejumlah upaya untuk menjaga kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tahun ini tidak jebol.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pihaknya bakal melakukan konsultasi dan diskusi dengan kementerian lain terkait kondisi konsumsi BBM Pertalite saat ini.

Menurut catatan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), konsumsi Pertalite sampai 26 Oktober 2023 mencapai 75% dari kuota yang sebesar 32,56 juta kl.

"Terus terang saja, kami akan menyampaikan concern kami ini ke kementerian yang terkait. Ini perlu sangat diperhatikan," kata Tutuka ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (1/11).

Baca Juga: Pertamina Pastikan Kuota Pertalite Masih Cukup Hingga Akhir Tahun 2023

Meski demikian, Tutuka tak merinci estimasi konsumsi Pertalite sampai tutup tahun nanti.

Tutuka melanjutkan, meskipun saat ini konflik Palestina-Israel masih berlangsung, harga minyak dunia masih mampu terjaga. Salah satu dampaknya yakni dengan menurunnya harga jual BBM nonsubsidi per 1 November 2023.

Menurutnya, salah satu pendorongnya yakni peranan negara-negara OPEC+ dalam menjaga suplai minyak mentah.

"Saya kira ini kan harga masih tidak stabil. jadi peran Arab Saudi dan OPEC+ itu menetukan," terang Tutuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×