kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus memperkuat industri baja nasional dalam percepatan pengembangan infrastruktur


Kamis, 01 Oktober 2020 / 14:22 WIB
Jurus memperkuat industri baja nasional dalam percepatan pengembangan infrastruktur
ILUSTRASI. Kementerian Perindustrian akan menambah penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang bersifat wajib terhadap sejumlah produk logam.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur, pemerintah terus berupaya membenahi dan memperkuat industri baja nasional dengan mewujudkan negara mandiri dari impor baja. Namun yang saat ini tengah dialami hampir seluruh Negara di dunia adalah minimnya permintaan akan produk baja karena dampak pandemi Covid-19.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan di era Covid-19 semua Negara berupaya mencari cara agar permintaan di industry baja meningkat.

“Di Amerika, ada upaya dari industri bajanya menyurati parlemen untuk mengeluarkan semacam infrastruktur bill yang tujuannya untuk mendorong industri baja agar bergerak. Karena pada saat Covid-19 hampir seluruh industri baja ini mengalami slow down dan kemudian banyak dijumpai tenaga kerja yang mungkin dijaga, agar tidak di PHK. Ini satu upaya yang besar, jadi distruption dari supply chain secara global,” terangnya dalam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10).

Baca Juga: Begini Strategi Baru Krakatau Steel (KRAS) di Bisnis Baja

Taufiek menjelaskan negara-negara yang berkonsentrasi di industri baja, menggunakan skema stimulus untuk membangkitkan industri baja nasionalnya. Dengan skema stimulus ini, diharapkan permintaan baja tumbuh sehingga semua ekosistem yang ada di industri baja ini juga ikut bergerak.

“Pemerintah China juga sama, mengeluarkan bounce sampai sekitar US$ 326 miliar. Jadi pemerintah pusat dan derah, untuk proyek pembangunan hampir 13 airport, 9 railway, semua ditujukan untuk membangkitkan permintaan baja. Dan estimasi dari proyek yang seperti itu, 21 juta ton dapat terserap di proyek-proyek tersebut,” urainya.

Ia menambahkan, jika diliat dari peta dunia sebanyak 52% pengguna baja itu di sektor konstruksi dan bangunan. Kemudian, 16% equipment/machining, 12% di sector otomotif, 10% di house hold, dan 3% di sektor lainnya seperti alat elektronik. Karenanya, infrastruktur menjadi penting untuk di dorong oleh dana pemerintah.




TERBARU

[X]
×