kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kabar Terbaru dari Jerman, Menteri Bahlil: Akuisisi StreetScooter oleh IBC Batal


Jumat, 07 Januari 2022 / 19:52 WIB
Kabar Terbaru dari Jerman, Menteri Bahlil: Akuisisi StreetScooter oleh IBC Batal
ILUSTRASI. Pabrik kendaraan listrik StreetScooter di Jerman.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, peluang Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengakuisisi StreetScooter milik Deutsche Post DHL Group (DPDHL) sudah tertutup.

Pasalnya, perusahaan mobil listrik asal Jerman tersebut kini sudah diambil alih oleh Odin Automotive, perusahaan otomotif yang berbasis di Luksemburg.

"Yang saya tahu ya, opsi itu (akuisisi StreetScooter) udah enggak ada," kata Bahlil saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (7/1).

Bahlil menyesali kegagalan IBC menguasai StreetScooter, hingga akhirnya keduluan investor lain.

"Gimana kalau kita mencle-mencle. Lewat lah barang itu. Barang bagus diambil orang," kata dia.

Padahal, Bahlil mengatakan pemerintah telah menyempatkan diri untuk meninjau langsung kantor StreetScooter yang berlokasi di Aachen, Jerman. Ia pun menyayangkan upaya akuisisi tersebut yang justru ditentang oleh banyak kalangan, lantaran dianggap sebagai aksi investasi rugi.

Situasi ini lantas dimanfaatkan Odin Automotive, yang menuntaskan proses akuisisi pada 4 Januari 2022 lalu.

Sebagai informasi Odin Automotive merupakan perusahaan yang dikuasai oleh investor asal Singapura, Djamal Attamimi. Djamal juga diketahui merupakan bagian dari grup usaha tambang batubara nasional, Toba Bara.

"Saya udah ngecek StreetScooter itu, di Jerman. Tapi kan oleh beberapa kelompok bilang itu investasi rugi. Aku tahu itu sudah diakuisisi oleh Singapura," keluh Bahlil.

Sebelumnya, tentangan untuk IBC bisa mengakuisisi StreetScooter datang dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) salah satunya dilontarkan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ahok menilai ongkos akusisi StreetScooter terlalu mahal. Itu berdasarkan perhitungan harga kepemilikan sahamnya lebih dari 60 persen menggunakan future valuation, dengan alasan bisnisnya bakal bagus di masa mendatang.

"Anda tidak boleh membeli sesuatu atau mengarang future valuasinya ke depan. Dasarnya apa valuasi future? Ini barang baru," ujar Ahok.

Pengamat Otomotif, Bebin Djuana menilai posisi Singapura berbeda dengan Indonesia di mana dari sisi bisnis Singapura perlu ikut ambil peran di dunia otomotif. 

"Jelas kebutuhan dalam negeri mereka tidak besar dan arahnya jelas  untuk ekspor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1). 

Sedangkan Indonesia, memiliki cadnagan nikel dan lainnya yang menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang akan dibutuhkan seluruh dunia di masa yang akan datang. 

Maka dari itu, Bebin cukup mempertanyakan, apakah masih perlu mengurusi manufaktur otomotif kendaraan listrik? Padahal Indonesia perlu fokus mengikuti perkembangan teknologi baterai kendaraan listrik yang berkembang pesat. 

"Jika menimbang ini, apakah masih mau urus scooter? Skala prioritasnya di mana? Pengembangan baterai mau diserahkan ke pihak lain? Pabrik belum berdiri,produksi juga belum jalan," tegas Bebin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×