kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Kadin: Konflik Israel-Iran Berpotensi Ganggu Industri Padat Karya RI


Minggu, 29 Juni 2025 / 16:46 WIB
Kadin: Konflik Israel-Iran Berpotensi Ganggu Industri Padat Karya RI
ILUSTRASI. Ketua Kadin DKI, Diana Dewi saat memberikan sambutan dalam pembukaan rapat pimpinan provinsi (Rapimprov) I yang diadakan di Hotel Borobudur Jakarta.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta menilai konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran dapat berdampak negatif terhadap industri padat karya di Indonesia, seperti tekstil, garmen, dan alas kaki.

Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Diana Dewi, mengatakan bahwa meskipun dampaknya belum terlihat secara langsung, eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah tetap menjadi perhatian serius para pelaku usaha. “Bila konflik itu berkepanjangan, tentu berpotensi memicu kenaikan harga minyak dunia yang akan berdampak pada lonjakan harga bahan baku, serta gangguan rantai pasok,” kata Diana kepada Kontan, Minggu (29/6).

Baca Juga: Kadin DKI: Dominasi Platform Asing Ancam UMKM Lokal, Pemerintah Diminta Bertindak

Diana menambahkan, selain risiko logistik dan harga, ada potensi penurunan permintaan dari pasar ekspor karena gangguan distribusi serta ketidakpastian global yang menghambat pengiriman. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menekan kelangsungan operasional pelaku usaha. “Bisa berbuntut panjang, dari PHK hingga penutupan perusahaan,” ujarnya.

Ia menyebutkan, selain konflik geopolitik, pelaku industri juga menghadapi tantangan lain seperti tingginya biaya produksi, ketatnya persaingan global, dan minimnya investasi teknologi di sektor padat karya.

Baca Juga: Kadin Indonesia dan China Teken Kerja Sama Program MBG

Untuk itu, Kadin mendorong adanya langkah mitigasi jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, pelaku usaha disarankan meningkatkan produktivitas melalui adopsi teknologi dan pelatihan tenaga kerja. Sementara dalam jangka panjang, diversifikasi produk dan pasar ekspor dinilai penting agar industri tidak bergantung pada segmen tertentu atau kawasan yang rentan konflik.

“Pemerintah juga harus hadir dengan mengoptimalkan pengeluaran fiskal, memperbaiki iklim investasi, mereformasi regulasi, serta meningkatkan kualitas SDM,” jelas Diana. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha agar industri padat karya tetap bertahan di tengah ketidakpastian global.

Baca Juga: Kadin Indonesia Perkuat Layanan Bisnis Regional,Tingkatkan Daya Saing Indonesia Timur

Selanjutnya: Prabowo Sebut Nilai Tambah Proyek Baterai Kendaraan Listrik bisa Capai US$ 48 Miliar

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 30 Juni-1 Juli, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×