kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin: Masih banyak PR di sektor transportasi


Kamis, 19 Januari 2017 / 17:29 WIB
Kadin: Masih banyak PR di sektor transportasi


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai masih banyak pekerjaan rumah pada sektor transportasi yang harus diselesaikan di tahun 2017 ini. Padahal sektor transportasi merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Kadin Bidang Perhubungan mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, sektor transportasi menyumbang 5,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016. Sementara pertumbuhan rata-rata sektor tranportasi per tahun di atas 7% atau lebih besar dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan.

“Setelah melewati masa sulit beberapa tahun terakhir, tentunya kami berharap 2017 akan memberikan angin segar bagi sektor transportasi dan logistik,” tuturnya dalam rilis yang diterima KONTAN, Kamis (19/1).

Kadin Indonesia mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah mendorong terjadinya peningkatan konektivitas dan infrastruktur Indonesia. Berdasarkan, Global Competitiveness Report, peringkat Indonesia pada seluruh komponen (infrastruktur, jalan, transportasi laut, transportasi udara dan kereta api) membaik pada 2016 jika dibandingkan 2015, kendati masih berada di bawah beberapa negara ASEAN lain.

Namun demikian, hingga kini sektor transportasi masih menghadapi pekerjaan rumah untuk segera diselesaikan Contohnya pada kondisi transportasi jalan yang kerap mengalami kemacetan serta sarana dan pra sarana yang belum memadai. Selain itu kereta api juga masih mengalami keterbatasan kapasitas angkut.

Begitu pula sektor transportasi laut yang masih menghadapi tantangan produktivitas bongkar muat yang masih rendah, dan transportasi udara yang masih mengalami beberapa hambatan regulasi.

Carmelita mengatakan, keberhasilan pembangunan sektor transportasi menjadi tugas bersama antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan masyarakat. Diharapkan, seluruh elemen bangsa berkontribusi secara konstruktif mencari solusi efektif dan berkelanjutan dalam membangun transportasi di Indonesia pada masa yang akan datang. "Ini adalah tugas bersama untuk memberikan kontribusi demi kemajuan transportasi nasional,” katanya.

Pada sisi lain, transportasi sebagai bagian dari rantai pasok logistik memiliki peran penting dalam tatanan ekonomi nasional. Untuk itu, pembenahan sektor transportasi perlu dilakukan dengan mengedepankan sistem transportasi yang terintegrasi dan efisien.

“Ini akan mendorong peningkatan daya saing nasional, sekaligus memperlancar ketersediaan komoditas strategis yang bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Selama ini sektor tersebut belum efisien dan terintegrasi karena sistem transportasi masih berjalan secara parsial dan sektoral. Akibatnya, berdampak pada besarnya biaya transportasi dalam struktur biaya logistik.

Untuk itu, diperlukan pembenahan daya saing infrastruktur transportasi, peningkatan kapabilitas penyedia jasa logistik. Selain itu, sarana dan prasarana pendukung juga menjadi penting seperti penerapan teknologi informasi (TI) untuk sistem layanan dokumen berbasis elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×