Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (IM-PTA) menjadi salah satu perjanjian dagang yang ditargetkan bisa diratifikasi di tahun mendatang.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani pun mengatakan pihaknya mendukung ratifikasi IM-PTA ini. Pasalnya, perjanjian ini dianggap sebagai sebuah kerja sama yang strategis.
"Kami mendukung ratifikasi Indonesia-Mozambik PTA. Meskipun scope perjanjiannya sangat terbatas dan pasar Mozambik sendiri terbilang kecil, kami melihat PTA dengan Mozambik sebagai kerjasama strategis karena beberapa alasan," ujar Shinta kepada Kontan, Minggu (13/12).
Shinta pun membeberkan alasan mengapa perjanjian ini dianggap sebagai kerja sama strategis. Pertama, Shinta menyebut, perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika termasuk Mozambik bersifat komplementer di mana Indonesia mengimpor bahan baku industri, seperti produk pertanian dan mengekspornya sebagai produk manufaktur bernilai tambah.
Dia juga mengatakan Indonesia cenderung mencatat surplus, sehingga ini berdampak positif bagi neraca pembayaran Indonesia.
Alasan berikutnya, Shinta menjelaskan perjanjian ini membuat ekspor Indonesia ke Mozambik lebih efisien karena adanya penurunan tarif dan peningkatan kepastian dalam hal prosedur impor.
Baca Juga: Kemendag targetkan ratifikasi 2 perjanjian dagang rampung kuartal I 2021
Shinta menuturkan, selama ini kendala terbesar perdagangan Indonesia dengan negara-negara Afrika berkaitan dengan tarif yang tinggi dan adanya ketidakpastian regulasi impor di negara ekspor tujuan.
Alasan ketiga, Shinta pun menilai bahwa Indonesia berpotensi untuk meningkatkan perdagangan dengan Afrika Selatan melalui Mozambik, walaupun Indonesia belum memiliki perjanjian dagang bilateral dengan negara tersebut. Hal ini dikarenakan Mozambik merupakan salah satu regional hub penting bagi negara-negara di Selatan Afrika.
"Khususnya negara-negara landlock di sekitarnya memiliki ketergantungan perdagangan dengan port-port Mozambik. Selain itu, Mozambik juga memiliki konektivitas perdagangan yang baik dengan Afrika Selatan yang merupakan negara ekspor tujuan terbesar kedua Indonesia di Afrika," jelas
Keempat, perjanjian dengan Mozambik ini pun strategis untuk meningkatkan diversifikasi tujuan ekspor dan diversifikasi sumber impor Indonesia. Menurutnya, ini menjadi salah satu hal penting bagi ketahanan ekonomi Indonesia, agar tidak tergantung pada pasar tertentu.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto telah mengatakan bahwa tujuan IM-PTA ini adalah untuk mendiversifikasi negara tujuan ekspor, meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Mozambik, memperluas akses pasar produk Indonesia di Mozambik dan kawasan Afrika serta memperkuat industri dalam negeri.
Agus juga mengatakan dengan pemberlakuan IM-PTA ini, maka ekspor Indonesia ke Mozambik akan meningkat dalam 5 tahun ke depan.
Baca Juga: Mendag beberkan urgensi pengesahan Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement
"IM-PTA diproyeksikan akan meningkatkan ekspor Indonesia dari US$ 129,71 juta pada 2019 menjadi US$ 257 juta pada 2025, Indonesia diproyeksikan akan menikmati surplus sebesar US$ 177 juta," kata Agus.
Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Mozambik yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan ekspor signifikan yaitu minyak kelapa sawit, sabun, asam lemak untuk industri, dan bahan aktif permukaan organik (organic surface-active preparations).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News