kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin pertanyakan kesiapan lahan untuk Foxconn


Selasa, 11 Februari 2014 / 15:03 WIB
Kadin pertanyakan kesiapan lahan untuk Foxconn
ILUSTRASI. Pertambangan batubara PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) di Kalimantan Tengah.


Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Terkait rencana Foxconn yang akan menanam investasi senilai US$ 10 miliar, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mempertanyakan kesiapanPemda DKI Jakarta dalam menyambut investasi tersebut.

Salah satunya yaitu dari kesiapan Pemda dalam menyediakan lahan seluas 200 hektare untuk mendirikan pabrik komponen ponsel.

Sarman bilang, saat ini sangat sulit menyediakan lahan seluas itu di ibu kota. Dua kawasan Kawasan Berikat Nasional (KBN) Cakung serta JIEP Pulogadung menurutnya tidak akan mampu mencukupi kebutuhan tanah seluas itu, apalagi khusus di KBN 95% sudah diisi oleh investor asing.

"Di KBN apa mungkin 200 hektare? Paling di JIEP? Tapi apa mungkin? Dikhawatirkan jika tidak ada upaya penyelesaian Jakarta sulit bangun lagi industri," kata Sarman saat di temui di Balai Kota Jakarta, Selasa (11/2).

Untuk itu, Sarman menyarankan agar ke depan, Pemda DKI perlu merumuskan desain investasi yang tepat dengan memperhatikan aspek kesiapan-kesiapan primer seperti kesediaan lahan bagi para pelaku usaha, terutama bagi industri padat modal.

"Masalahnya ke depan Pemda DKI harus merumuskan kira-kira peluang investasi apa yang masih mungkin bisa dilakukan di Jakarta, dan mana yang tidak harus memerlukan lahan yang besar di Jakarta," imbuhnya.

Sarman justru melihat potensi pengembangan di sektor properti yang harus di genjot oleh Pemda DKI. Sebab, di sektor ini tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.

"Jakarta itu menjadi kota yang menjadi tujuan investasi properti tertinggi dibanding Shanghai, Malaysia dan Singapore. Di properti juga tidak memerlukan lahan yang banyak, bangun mol, gedung, apartment, kan tanahnya tidak terlalu Banyak, 100 hektare masih bisa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×