Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - CIKARANG. PT Kawan Lama Solution menargetkan dapat mencapai pertumbuhan kinerja 30% hingga akhir 2024.
Managing Director Kawan Lama Solution Ferry Ardiwinata melihat beberapa katalisator pendukung di antaranya adalah kondisi bisnis di segmen pertambangan (mining) yang masih bagus. Permintaan alat dan produk dari industri pertambangan mencatatkan kontribusi pendapatan Kawan Lama Solution sebesar 20% hingga 25% di paruh pertama 2024.
"Lalu kami memiliki pabrik lokal serta bekerjasama dengan vendor-vendor lokal," jelasnya saat ditemui Kontan dalam acara talkshow Strengthening Relationship between Japanese and Indonesian Industry di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (12/7) lalu.
Asal tahu saja, saat ini Kawan Lama Solution sudah memiliki 55 cabang di 50 kota. Kawan Lama juga telah memiliki lebih dari 100 jumlah brand lokal dan luar negeri serta lebih dari 50.000 ragam produk.
Baca Juga: ACE Hardware (ACES) Bagikan Dividen Tunai Rp 33,5 Per Saham, Ini Jadwalnya
Saat ini, Kawan Lama Solution juga telah memiliki tiga pusat pergudangan, yakni DC Cikarang, DC Siadoarjo dan DC Medan. DC Cikarang yang terletak di kawasan Jababeka ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan produk dan memudahkan logistik di kawasan Indonesia Bagian Barat. Perseroan juga memiliki DC Sidoarjo yang terletak di Jawa Timur dan bertujuan menjangkau permintaan dan logistik di kawasan Indonesia Bagian Timur. Sementara untuk memenuhi permintaan di kawasan Sumatera, Perseroan mendirikan DC Medan yang terletak di Tanjung Morawa.
Lebih lanjut, Ferry menjabarkan tahun ini Perseroan juga membidik untuk memasuki segmen bisnis baru, seperti manufaktur dan juga petrokimia. Pihaknya yakin, segmen bisnis ini dapat memberikan kontribusi yang besar untuk Perseroan.
Mengenai hambatan yang dihadapi, Kawan Lama Solution menuturkan bahwa ketidakstabilan mata uang rupiah terhadap dollar, serta ketidakjelasan regulasi Pemerintah, menjadi tantangan tersendiri.
Hal ini terlihat dari Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 36 Tahun 2024 tentang kebijakan dan pengaturan impor yang diktritisi oleh Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hingga Masyarakat Tekstil Indonesia.
Namun demikian, pihaknya dapat mengatasi hal tersebut sebab menggaet pelanggan dari segmenn bisnis yang bervariasi.
"Kami memiliki segmen customer yang bervariasi, tidak tergantung dengan satu pelanggan sehingga kami masih bisa balance dan mencatat kinerja cukup baik di semester I 2024," paparnya.
Baca Juga: Kawan Lama Solution Jaga Pertumbuhan Kinerja Single Digit pada Paruh Pertama 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News