Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
KUALA LUMPUR. Indonesia akan menggandeng Malaysia untuk membangun kawasan industri khusus hilirisasi kelapa sawit. Tadinya, pengerjaan kawasan tersebut ditargetkan groundbreaking pada Juni 2016. Namun pemerintah sepakat untuk mempercepat peluncuran proyeknya menjadi Januari 2016.
"Perdana Menteri Malaysia ingin kerja sama ini berlangsung. Kami juga dapat perintah dari Joko Widodo supaya ini bisa dilaksanakan secepatnya. Kita dorong supaya dipercepat," kata Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Kamis, (27/8).
Belum jelas luas lahan dan investasi kawasan industri kelapa sawit ini. Rizal hanya menyebut bahwa kemungkinan kawasannya akan terletak di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Adapun, Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil yang akan menjadi pemimpin proyeknya.
Dengan adanya kawasan industri khusus hilirisasi kelapa sawit ini, pemerintah pun akan memberlakukan standar produksi yang baru. Ia menegaskan bahwa Indonesia dan Malaysia menginginkan standar produk hilir yang menguntungkan bagi kedua negara.
Menurut Rizal, standar yang diberlakukan negara maju semakin tinggi dan sulit. Sehingga hanya produsen kelapa sawit besar yang mampu memenuhi standar tersebut. Sedangkan mayoritas petani plasma tak mampu memenuhi standar yang ada. Maka dengan adanya kerja sama ini, Indonesia dan Malaysia bisa memproses Crude Palm Oil (CPO) dari petani plasma.
Dalam 10 hari ke depan, pemerintah akan mengumpulkan semua produsen kelapa sawit dan anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Tujuannya yakni menyelaraskan arah dan orientasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News